Hidayatullah.com–Petani Palestina di Lembah Jordan menerima surat resmi yang menyatakan Israel akan menggunakan tanah mereka untuk membangun pagar keamanan, kata pejabat Palestina yang dipetik Cable News Network (CNN).
Pejabat penguasa Palestina (PA) sudah mengemukakan bantahan terhadap langkah Israel itu kepada Amerika Serikat dan Uni Eropah (EU).
PA memberitahukan, pasukan Yahudi sudah mengarahkan tanah yang dimiliki para petani Palestina itu dirampas.
Israel mendakwa, pagar itu perlu untuk keselamatannya dengan menghalangi pejuang Palestina memasuki negara Yahudi itu.
Pagar yang dibuat dari besi dan berbentuk tembok tinggi, dengan dilengkapi kawat elektrinik berduri itu dirancang membelah kawasan Israel dan Tepi Barat meliputi kawasan penempatan Yahudi di Tebing Barat.
Bagamanapu juga, PA dan rakyat Palestina mengkritik rencana jahat Israel yang diindikasikan merampas tanah wilayah Palestina.
Mereka mengatakan, pendirian pagar dan tembok keselamatan itu juga tidak mengikuti garis hijau yang dimaksuskan sebagai batas wilayah Israel dan Tepi Barat sebelum perang 1967 yang telah ditatapkan pihak PBB.
Tanggal 20 Oktober lalu, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon menyampaikan pada pihak parlemen (Knesset) bahwa pendirian pagar dan tembok keselamatan itu akan dipercepat.
Hingga saat ini, Israel sudah membangun pagar dan tembok sepanjang 150 kilometer dan siap sepanjang 350 kilometer dengan menghabiskan anggaran sebanyak 200 juta USD.
Sementara itu, dalam perkembangan lain, tentera Yahudi mendakwa, pejuang Hizbullah memasang beberapa bahan ledakan di wilayah Israel-Libanon.
Tentera Yahudi mengaku menemukan bahan ledakan beberapa jam selepas Sharon mengumumkan akan meminta kabinetnya meloloskan pertukaran tahanan dengan Hizbullah, Ahad ini. Dalam pertukaran itu, Israel akan membebaskan 400 tahanan Libanon dan Palestina sebagai pertukaran penduduk Yahudi yang diculik serta tiga mayat tentaranya.
Israel selalu berdiri sebagai bangsa yang bersih dan memberantas kejahatan terorisme meski caranya merampas wilayah dan tanah orang dilakukan lebih kejam dari terorisme yang dia sebutkan. (cnn/cha)