Hidayatullah.com– Nigeria mengatakan pihaknya memperluas penghentian pengakuan gelar sarjana dari dua negara tetangga menjadi empat negara termasuk Kenya dan Uganda.
Keputusan itu dibuat hanya beberapa hari setelah pemerintah negara di Afrika Barat itu menghentikan akreditasi gelar pendidikan tinggi dari Benin dan Togo.
“Kami tidak akan berhenti hanya pada Benin dan Togo,” kata Menteri Pendidikan Tahur Mamman hari Rabu (3/1/2024) saat wawancara dengan stasiun televisi setempat Channels Television seperti dilansir BBC.
Dia menambahkan bahwa penghentian akreditasi serupa dilakukan terhadap Uganda, Kenya dan bahkan Niger.
Langkah ini diambil pemerintah Nigeria guna menghentikan praktik perdagangan gelar sarjana palsu yang belum lama ini dibongkar oleh koran Daily Nigerian.
Umar Audu, reporter koran tersebut yang melakukan penyamaran, mengungkapkan bagaimana dia berhasil meraih gelar sarjana – yang normalnya didapatkan setelah menempuh perkuliahan selama empat tahun – dari sebuah universitas di Benin hanya dalam waktu kurang dari dua bulan.
Mamman mengaku dirinya tidak merasa kasihan terhadap orang-orang yang akan terdampak dengan keputusan pemerintah tersebut, karena mereka sebenarnya bukan korban melainkan “bagian dari rantai kriminal yang seharusnya ditangkap”.
Nigeria sudah melakukan investigasi resmi terhadap kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga yang mengurus soal kualifikasi akademik yang diperoleh di luar negeri.
Mamman menegaskan bahwa langkah pemerintah itu justru akan melindungi para penyedia lapangan kerja dan integritas kualifikasi akademik Nigeria.*