Hidayatullah.com – Empat tentara Israel tewas dalam serangan roket Brigade Al-Qassam di sebuah lokasi militer dekat perbatasan Gaza pada Minggu (05/05). Keempatnya sedang mengawal tank-tank Israel yang akan digunakan untuk menyerbu kota Rafah.
Tentara penjajah Israel merilis jumlah korban tewas terbaru pada tanggal 6 Mei, mengungkapkan Sersan Michael Rozel sebagai tentara Israel keempat yang terbunuh dalam serangan hari Minggu.
Dia “tewas oleh rentetan tembakan berat yang ditembakkan dari Rafah ke arah pasukan yang sedang mengamankan tank-tank yang akan memasuki kota di Jalur Gaza selatan,” lapor situs berita Ibrani Ynet pada hari Senin.
Sebanyak 12 tentara lainnya terluka dalam serangan tersebut, termasuk tiga orang yang berada dalam kondisi serius.
Para tentara “ditempatkan di sana untuk menjaga peralatan dan tank-tank batalyon yang bersiap memasuki Rafah – yang berada di luar pagar,” kata Ynet, seraya menambahkan bahwa “dalam beberapa pekan terakhir puluhan tank dan APC telah dikerahkan di daerah itu sebagai bagian dari persiapan operasi darat.”
Tentara sebelumnya telah memperingatkan bahwa daerah itu “terekspos” dan membuat benteng tambahan serta mengurangi pasukan di lokasi tersebut.
Tel Aviv sedang menyelidiki mengapa sistem pertahanan rudal Iron Dome tidak mencegat rentetan roket Brigade Qassam.
“Brigade Qassam membombardir konsentrasi pasukan musuh di lokasi Kerem Shalom dan sekitarnya dengan sistem roket Rajoum jarak pendek 114 mm,” kata kelompok perlawanan itu dalam sebuah pernyataan melalui laman Telegram.
Mereka mengumumkan beberapa serangan lain terhadap pasukan Israel di seluruh Gaza pada hari itu, termasuk serangan terhadap koridor Netzarim yang digunakan oleh pasukan untuk memecah belah Gaza dan mencegah kembalinya para pengungsi ke utara.
Sebuah sumber dalam perlawanan mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa operasi Kerem Shalom “menyampaikan beberapa pesan politik, terutama kesiapan perlawanan untuk membela rakyat Palestina melawan agresi Israel yang sembrono [di Rafah], serta pesan-pesan militer yang menegaskan kemampuan dan keteguhan perlawanan terlepas dari keberhasilan yang diklaim oleh penjajah Israel.”
Serangan rudal ke Kerem Shalom terjadi sehari setelah seorang pejabat Israel mengatakan kepada AP bahwa Tel Aviv “tetap “berkomitmen” pada operasi di Rafah dan “tidak akan setuju dalam situasi apa pun untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera.”
Seorang pejabat Hamas mengkonfirmasi kepada Al Jazeera pada hari Sabtu sebelumnya bahwa posisi Israel dalam perundingan telah menghalangi peluang untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan.*
Baca juga: Hamas dan Pejuang Palestina Terima Gencatan Senjata, ‘Israel’ Tetap Ingin Serang Rafah