Hidayatullah.com– Hampir 50.000 orang kehilangan nyawanya akibat hawa panas di Eropa tahun lalu. Menurut catatan sejauh ini 2023 merupakan tahun terpanas dunia.
Diperkirakan 47.690 orang di Eropa meninggal pada tahun 2023 akibat hawa panas, menurut laporan tahunan Barcelona Institute for Global Health yang dipublikasikan hari Senin (12/8/2024) di jurnal Nature Medicine, lansir RFI.
Pada 2022, lebih dari 60.000 orang meninggal dunia akibat kepanasan.
Mengambil catatan suhu udara dan mortalitas dari 35 negara di Eropa, hasil studi lembaga riset itu menunjukkan bahwa negara di bagian selatan Eropa – seperti Yunani, Italia, Spanyol serta Bulgaria – merupakan yang paling parah terpapar suhu udara tinggi. Orang-orang lanjut usia di kawasan itu merupakan kelompok paling rawan.
Lebih dari setengah kematian tersebut terjadi pada periode ketika suhu udara terpantau sangat panas di pertengahan Juli dan Agustus 2023. Pada saat yang sama Yunani banyak mengalami karhutla besar.
Laporan tersebut mengatakan, kalau saja pemerintah negara-negara di Eropa tidak mengambil langkah-langkah untuk menghadapi musim panas yang menyengat, maka angka kematian diduga akan 80 persen lebih tinggi.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim membuat peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas menjadi lebih sering terjadi, lebih lama durasinya dan lebih intens.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Eropa mengalami kenaikan suhu udara lebih cepat dibandingkan bagian dunia lain. Sejak pergantian abad, kawasan Eropa semakin sering mengalami gelombang hawa panas.*