Hidayatullah.com– Masyarakat sedang melakukan aksi bersih-bersih ketika gempa susulan terjadi pada hari Selasa (13/8/2024) di Hama, Suriah, setelah guncangan berkekuatan magnitudo 4,8 menggetarkan daerah itu malam sebelumnya, yang juga dirasakan negara tetangga Libanon dan Yordania.
Sekitar 65 orang terluka saat mereka melarikan diri dalam kepanikan akibat gempa, hampir 70 orang menerima perawatan di rumah sakit karena syok, dan getarannya terasa di seluruh Yordania dan Lebanon.
“Putra saya sedang tidur, saya tidak tahu bagaimana saya menggendong dan membawanya keluar dari rumah,” kata Nasser Duyub, seorang pegawai negeri sipil di Salamiya, sekitar 30 km arah ke timur dari kota Hama.
Yordania melaporkan gempa susulan magnitudo 3,9 yang terjadi kurang dari satu jam setelah gempa pertama.
Pusat Kegempaan Nasional Suriah mengatakan stasiun-stasiun pemantauan mencatat terjadi 13 gempa susulan di sebelah timur dari kota Hama sampai Selasa pagi, lansir Arab News Rabu (14/8/2024).
Banyak orang di Suriah dan Libanon mengira gempa yang pertama mereka rasakan merupakan serangan udara Israel.
Di Suriah, gempa kali ini mengingatkan mereka akan gempa Februari 2023, ketiga guncangan berkekuatan magnitudo 7,8 menewaskan lebih dari 50.000 orang – kebanyakan di Turki, tetapi ribuan lainnya juga tewas di bagian utara Suriah. Gempa bumi itu menyebabkan kerusakan luas dan parah di kedua negara.
“Suaranya sama, seolah-olah berasal dari dalam tanah,” kata Umm Hamzah, penduduk Damaskus. “Saya merasa pusing seperti saat gempa sebelumnya, tapi rasa takutnya lebih parah karena saya teringat peristiwa gempa tahun lalu.”*