Hidayatullah.com – Meningkatnya ancaman drone yang kini dengan mudah dimodifikasi dengan bahan peledak mendorong Turki untuk mengembangkan sistem pertahanan anti-drone.
Sebuah perusahaan pertahanan Turki, Baygalata International, baru-baru ini mengembangkan sistem anti pesawat nirawak yang diberi nama TUZOQ.
TUZOQ dikembangkan dengan mempertimbangkan empat fungsi – mendeteksi, menentukan, menghalangi dan menghancurkan.
“Dilengkapi dengan teknologi radar, RF (frekuensi radio), dan sensor optik, sistem ini terus memantau wilayah udara dan langsung mendeteksi ancaman terkecil sekalipun. Bergantung pada situasinya, sistem ini dapat menetralisir drone melalui pengacauan atau penghancuran fisik, dan menawarkan berbagai opsi penanggulangan,” klaim Baygalata di situsnya.
Sistem pertahanan ini mampu mengidentifikasi dan mendeteksi 500 drone di waktu bersamaan dalam radius 5 kilometer berkat perangkat lunaknya, radar, kamera elektro-optik, sensor frekuensi radio, jammer, spoofer, pemancar gelombang mikro, dan berbagai pilihan penghancuran.
Melansir Anadolu pada Rabu (05/11/2024), salah satu alasan dikembangkannya TUZOQ adalah karena drone telah menjadi senjata yang diperlukan dalam pertempuran jarak dekat, terbukti dalam perang Rusia-Ukraina.
Baygalata yang berkantor pusat di Istanbul memproduksi solusi unik bekerja sama dengan produsen Turkiye berskala besar dalam desain, pemodelan, integrasi, dan infrastruktur perangkat lunak, dan firma ini bertujuan untuk membawa produk industri pertahanan Turkiye ke pasar yang belum dijelajahi.
Perusahaan yang didirikan pada 2018 itu beroperasi dalam sistem anti-drone, keamanan perbatasan, modernisasi helikopter, dan banyak lainnya.
Produk utama Baygalata adalah TUZOQ, TUWEK, BayGun, dan BayAmmo, dan selain itu, firma tersebut mengembangkan dua senjata unik yang berbeda dan menerima persetujuan untuk paten internasionalnya.
Sistem Anti-Drone TUZOQ sudah diekspor ke Bangladesh dan Baygalata menerima dua pesanan baru dari Afrika.*