Hidayatullah.com—Seorang pria Muslim dipukuli dan dipaksa meneriakkan “Jai Shree Ram” (Hidup Dewa Rama) oleh massa Hindu di sekitar kuil Muthyalamma di Bhimavaram, Andhra Pradesh.
Tidak cukup itu, massa Hindu radikal ini juga menuduhnya menyerang kuil dan kemudian beberapa pria yang dilengkapi dengan tongkat mengepung, mengancam, dan menyerangnya.
Karena takut dan tertekan, pria Muslim itu mulai berteriak ‘Jai Shree Ram’ berulang kali dan tanpa henti untuk menyelamatkan dirinya.
“Apakah Anda Jaishriram? Dia adalah raja India. Sebutkan nama Anda! Apakah Anda seorang Hindu atau bukan?” kata seorang dari gerombolan itu berteriak dari belakang, sementara dia hanya berusaha menjaga diri dari serangan kekerasan yang agresif.
Dalam video yang viral di X, seorang wanita tua juga terlihat berdiri bersama para penyerang dan memukuli Muslim tersebut dengan tongkat kayu.
“Kenapa kamu tidak sebutkan saja namamu? Bagaimana mungkin orang seperti dia dinamai seperti raja India?” gerutu massa, mendiskusikan penampilannya di antara kecurigaan penuh kebencian untuk menyebutkan agamanya.
Menurut Wikipedia, Jai Shri Ram adalah sebuah ekspresi seruan dalam Bahasa India, yang diterjemahkan menjadi “Kejayaan untuk Dewa Rama” atau “Kemenangan untuk Dewa Rama”, biasa dipakai oleh penganut Hindu sebagai simbol ketaatan terhadap Hindu.
Seruan tersebut sering dipakai organisasi-organisasi radikal Hindu India seperti Vishva Hindu Parishad (VHP), Partai Bharatiya Janata (BJP) dan sekutu-sekutu mereka, yang memakai slogan tersebut sejak akhir abad ke-20 sebagai alat untuk meningkatkan visibilitas Hindu di tempat-tempat umum dan dipakai sebagai seruan perang.
Sayangnya akhir-akhir ini sering disalahgunakan dan dipakai dalam kekerasan komunal melawan orang-orang di luar keyakinannya dan digunakan sebagai ujaran kebencian terhadap kelompok Muslim.
Catatan terbaru menunjukkan, kasus ujaran kebencian anti-Muslim (Islamofobia) di India meningkat signifikan hingga mencapai 62 persen pada paruh kedua 2023 jika dibandingkan dengan enam bulan pertama tahun tersebut.
Data yang diungkapkan sebuah kelompok penelitian berbasis di Washington ini meningkat serang genodisa penjajah ‘Israel’ terhadap warga Gaza Palestina.
Kelompok studi India Hate Lab telah mendokumentasikan 668 insiden ujaran kebencian yang menargetkan Muslim pada 2023. 255 di antaranya terjadi pada paruh pertama tahun ini, sementara 413 terjadi dalam enam bulan terakhir 2023, kata kelompok peneliti tersebut dalam sebuah laporan yang dirilis Senin.
Sekitar 75 persen, atau 498, dari insiden tersebut terjadi di negara bagian yang diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi, menurut laporan itu. Negara bagian Maharashtra, Uttar Pradesh, dan Madhya Pradesh merupakan negara bagian yang mencatatkan ujaran kebencian paling tinggi.*