Hidayatullah.com — Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, kakak Putra Mahkota Mohammed bin Zayed (MBZ), telah meninggal dunia, kantor berita negara Emirat WAM melaporkan. Dia meninggal dunia di usianya yang ke 73 tahun.
“Kementerian Kepresidenan mengumumkan bahwa akan ada 40 hari berkabung resmi dengan bendera setengah tiang dan tiga hari penutupan kementerian dan entitas resmi di tingkat federal dan lokal dan sektor swasta,” tulis WAM di Twitter pada hari Jumat.
Sheikh Khalifa sudah jarang terlihat di depan umum sejak menderita stroke pada tahun 2014.
Perannya kemudian digantikan oleh adiknya, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed yang dipandang sebagai penguasa de facto dan pembuat keputusan keputusan kebijakan luar negeri utama, seperti bergabung dengan perang yang dipimpin Saudi di Yaman dan mempelopori embargo terhadap negara tetangga Qatar dalam beberapa tahun terakhir.
“UEA telah kehilangan putra dan pemimpinnya yang mulia dari ‘fase pemberdayaan’ dan penjaga perjalanannya yang diberkati,” kata MBZ di Twitter, memuji kebijaksanaan dan kemurahan hati Khalifa.
Di bawah konstitusi, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, pemimpin Dubai, akan bertindak sebagai presiden sampai dewan federal yang terdiri dari para penguasa tujuh emirat bertemu dalam waktu 30 hari untuk memilih presiden baru.
Belasungkawa atas meninggal nya presiden UEA mulai mengalir dari para pemimpin Arab, termasuk raja Bahrain, presiden Mesir dan perdana menteri Iraq.
Selain itu, Menlu AS Antony Blinken menyampaikan belasungkawa atas kematian Sheikh Khalifa, yang ia sebut sebagai “teman sejati Amerika Serikat”.
“Kami sangat menghargai dukungannya dalam membangun kemitraan luar biasa yang dinikmati negara kami hari ini. Kami berduka atas kepergiannya, menghormati warisannya, dan tetap berkomitmen pada persahabatan dan kerja sama kami yang teguh dengan Uni Emirat Arab,” katanya.
Sheikh Khalifa berkuasa pada tahun 2004 di emirat terkaya Abu Dhabi dan menjadi kepala negara. Dia diharapkan akan digantikan sebagai penguasa Abu Dhabi oleh Putra Mahkota Sheikh Mohammed.
Abu Dhabi, yang memegang sebagian besar kekayaan minyak negara Teluk, telah memegang kursi kepresidenan sejak pendirian federasi UEA oleh ayah Sheikh Khalifa, mendiang Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pada tahun 1971.*