Hidayatullah.com– Pengadilan khusus di Bangladesh, hari Selasa (12/11/2024), meminta Interpol supaya mengeluarkan red notice untuk penangkapan bekas perdana menteri Sheikh Hasina dalam kaitannya dengan kematian ratusan pengunjuk rasa selama berlangsungnya demonstrasi massa yang menuntut pengunduran dirinya.
Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus bersama orang-orang dekat, pembantu dan sejumlah bekas menterinya, menandai akhir 15 tahun kekuasaannya.
Peraih Nobel Muhammad Yunus diminta menjadi pemimpin sementara negara Bangladesh pada 8 Agustus, dia kemudian menghidupkan kembali pengadilan khusus yang menangani kasus-kasus kejahatan kemanusiaan selama perang kemerdekaan 1971 melawan Pakistan.
B.M. Sultan Mahmud, seorang jaksa di pengadilan khusus tersebut, mengatakan kepada Associated Press bahwa pihaknya menulis surat kepada Interpol, yang berbasis di Prancis, melalui Kepala Kepolisian Bangladesh untuk meminta bantuan dalam upaya penangkapan Hasina dan beberapa bekas pejabat lainnya.
Pemerintahan sementara pimpinan Yunus berjanji kepada rakyat untuk mengupayakan ekstradisi Hasina dari India.*