Hidayatullah.com– Di Turki ratusan pabrik minuman anggur baru bermunculan, meskipun ada pajak yang tinggi dan pembatasan oleh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Anggur sudah tumbuh subur selama berabad-abad di Manisa, Turki bagian barat. Di sanalah Fulya Akinci dan suaminya yang berkebangsaan Spanyol, Jose Hernandez Gonzalez, memutuskan ambil bagian di dalam industri minuman anggur negara itu.
“Pada tahun 2005, tahun 2006, mungkin ketika Anda mengunjungi restoran, Anda akan memesan anggur merah atau anggur putih, itu saja,” kata Akinci. “Kurun 15 tahun terakhir, terjadi ledakan yang nyata. Kami memiliki begitu banyak, bisa kita bilang, butik-butik pabrik minuman anggur. Sekarang, dengan semua pabrik-pabrik kecil minuman anggur ini, kualitasnya sudah banyak berubah.”
Dengan merek wine Heraki, Akinci dan Hernandez Gonzalez, menjadi bagian dari pabrik-pabrik kecil baru yang bermunculan, yang jumlahnya sudah mencapai sekitar 200-an dari hanya beberapa gelintir saja satu dekade lalu.
Pasangan Akinci- Hernadez Gonzalez belajar cara membuat minuman beralkohol dari buah anggur (wine) di sebuah sekolah khusus di Bordeaux, Prancis, dan pernah bekerja di berbagai pertanian anggur di seluruh dunia.
Hernandez Gonzalez menjelaskan bahwa potensi Turki yang belum dimanfaatkanlah yang meyakinkan dia dan Akinci untuk memproduksi wine mereka sendiri di sana, lansir Radio France Internationale Jumat (23/11/2024).
“Sebagai orang asing, ketika saya datang ke Turki saya benar-benar terkejut dengan keanekaragaman berbagai varietas anggur yand ada di sini,” kata Hernandez Gonzales.
“Negara ini memiliki banyak varietas anggur yang berbeda. Selain itu, ada potensi tanah dan iklim. Di sini ada pegunungan, pantai, dan banyak iklim yang berbeda untuk menghasilkan anggur. Dan potensi buah anggur tersebut untuk menghasilkan minuman wine sangat besar.”
Hernandez Gonzales menjelaskan bahwa daripada membuat anggur dari tanaman anggur yang digunakan di seluruh dunia, mereka memutuskan untuk menggunakan anggur lokal.
“Salah satu ide utama kami di Heraki adalah membuat anggur dari tanaman anggur lokal tersebut.”
Dalam kurun waktu lima tahun, produksi mereka meningkat dari beberapa ribu menjadi 20.000 botol. Namun pasangan ini mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan itu merupakan perjuangan berat.
“Kami mengalami beberapa kesulitan disebabkan birokrasi – begitu banyak dokumen – dan beberapa tekanan terkait pajak… tekanan yang sangat besar bagi kami. Ini sama sekali tidak mudah,” papar Akinci.
Presiden Erdogan dan partainya AKP yang berkuasa sejak 2002, memberlakukan pajak minuman beralkohol sampai 65 persen, termasuk yang tertinggi di dunia. Pembatasan terhadap produksi, penjualan, dan periklanan minuman anggur juga semakin ketat.
“Kami senang membuat wine, tetapi itu sama sekali tidak mudah. Sulit, dan setiap hari semakin buruk,” kata Akinci.
Otoritas penyiaran Turki melarang gambar minuman alkohol di layar televisi pada tahun 2013, dan di kebanyakan daerah sangat sulit untuk mendapatkan lisensi minuman beralkohol.
Namun, pemerintah sendiri mempromosikan pariwisata Turki di luar negeri dengan menonjolkan wine produksi dalam negeri sebagai daya tarik untuk mendatangkan turis mancanegara.
“Produsen wine mulai memperoleh harga yang lebih baik untuk minuman anggur mereka. Mereka sekarang dapat menghasilkan uang, melawan segala rintangan. Ada minat internasional,” kata konsultan wine Sabiha Apaydın Gonenli.
Melalui simposium-simposium internasional yang diselenggarakan oleh Konferensi Kok Koken Toprak yang dipimpinnya, Gonenli mempromosikan industri wine Turki ke mancanegara.Namun, dia mengingatkan bahwa industri wine Turki masih harus menempuh jalan panjang.
“Saat ini industri ini belum layak secara ekonomi karena masih sangat kecil. Untuk memasarkannya, Anda memerlukan dukungan. Anda tidak dapat melakukannya sendiri.”
Sementara bagi Heraki, sekarang produknya sudah tersedia di restoran-restoran Eropa terkemuka dan telah mendapatkan distributor dari Jerman.
Namun, meskipun sudah meraih keberhasilan tersebut, Akinci mengatakan pembuatan wine di Turki masih merupakan bisnis yang pahit sekaligus manis.
“Suatu hari, kami sangat senang bisa membuat wine di sini, dan kami berpikir untuk menambah volume dan membuat produk lain. Kemudian di lain hari, kami berpikir untuk menutup usaha ini dan pindah ke Spanyol.”*