Hidayatullah.com– Tiga orang meninggal dunia di bagian timur laut Jepang dalam insiden yang menurut pihak berwenang berkaitan dengan gas mematikan yang ditemukan di tempat-tempat pemandian air panas atau onsen yang sangat populer di negeri sakura itu.
Media Jepang melaporkan tiga pria, yang semuanya adalah pekerja di sebuah hotel dekat lokasi sumber air panas, ditemukan tidak bernyawa di kawasan pegunungan di dekat kota Fukushima pada hari Selasa (18/2/2025).
Mereka ditemukan di area Takayu Onsen di mana dideteksi adanya konsentrasi tinggi gas hidrogen sulfida, yang merupakan gas beracun produk sampingan dari sumber air panas vulkanik, lansir The Guardian (19/2/2025).
Gas tersebut memberikan bau khas dari onsen Jepang, tetapi sangat berbahaya bahkan mematikan apabila terhirup dalam konsentrasi yang cukup tinggi.
Pihak berwenang menduga ketiga pekerja yang ditemukan tak bernyawa itu menghirup gas tersebut, lapor Asahi Shimbun.
Pada tingkat yang aman, gas itu konon baik bagi penderita tekanan darah tinggi, nyeri persendian dan sakit lainnya. Khasiat ini yang menarik banyak orang mengunjungi onsen dengan air hijau keputihan berusia 400 tahun itu. Namun pada saat yang sama, gas itu bisa mematikan apabila terkumpul di ruang tertutup atau berkonsentrasi tinggi di tempat terbuka.
Ketiga korban – manajer Kagetsu Highland Hotel, seorang staf hotel dan direktur pelaksana dari perusahaan yang mengelola hotel tersebut – sedang melakukan pemeriksaan rutin di lokasi sumber air panas ketika mereka diyakini mengalami bencana tersebut, lapor media di Jepang.
Pihak berwenang diberitahu pada Senin malam, ketika para pria itu – yang berusia 50-an dan 60-an tahun – tidak kunjung kembali ke hotel.
Seorang dokter yang ditugaskan ke lokasi kejadian mengatakan ketiganya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, lapor Asahi Shimbun, tetapi pihak berwenang belum resmi menetapkan apa penyebab kematian mereka.
Salju turun hingga ketebalan 110cm pada hari Senin, ketika ketiga orang tersebut berangkat melakukan pemeriksaan rutin, dan semakin menebal menjadi 146cm keesokan harinya ketika jasad mereka ditemukan terkapar di atas salju dekat jalur pendakian gunung. Suhu udara kala itu turun hingga minus 7,7 derajat Celsius, lapor kantor berita Kyodo.
Junichi Endo, pimpinan Takayu Onsen Tourism Association, hujan salju yang lebat di daerah itu diduga menyebabkan gas hidrogen sulfida terkonsentrasi di area tersebut, lapor NHK.
Lembaga penyiaran publik itu mengutip keterangan Prof Takeshi Oba, seorang pakar tentang gas vulkanik di Universitas Tokai, yang mengatakan kemungkinan terdapat gas hidrogen sulfida dengan konsentrasi sangat tinggi di sekitar lokasi sumber air panas yang berada di kawasan gunung berapi aktif. Ketika salju menebal, panas geothermal menyebabkan gas mencair dan menciptakan depresi di mana hidrogen sulfida, yang lebih berat dari udara, dapat berakumulasi.
Puluhan petugas dari damkar dan kepolisian yang dikerahkan menggunakan perlengkapan berupa masker dan alat bantu pernapasan ketika mencari ketiga orang tersebut.
Pada tahun 2015, tiga pria ditemukan tidak bernyawa di dekat sebuah sumber air panas di Prefektur Akita. Sama seperti ketiga orang yang ditemukan pekan ini, mereka dikabarkan sedang melakukan pemeriksaan rutin di sekitar sumber air panas yang bersalju tebal.*