Hidayatullah.com– Turki dan Israel telah melakukan “pembicaraan teknis” guna menghindari bentrokan tidak disengaja antara pasukan mereka di Suriah, kata seorang pejabat Turki hari Kamis (10/4/2025).
Pembicaraan pertana digelar di Azerbaijan pada hari Rabu (9/4/2025) untuk membahas mekanisme de-eskalasi guna menghindari insiden yang tidak diinginkan terjadi di Suriah, kata pejabat Kementerian Pertahanan Turki itu tanpa bersedia identitasnya disebutkan, lapor Associated Press.
“Upaya-upaya akan terus dilakukan guna menetapkan mekanisme bebas konflik,” imbuhnya.
Sejak kejatuhan rezim Bashar Assad pada akhir 2024, Israel dan Turki malakukan upaya-upaya tertentu – termasuk serangan udara – untuk melindungi kepentingan masing-masing negara mereka di Suriah. Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa jet-jet tempur Israel menggempur sebuah pangkalan udara Suriah. Sementara Turki bermaksud menggunakan pangkalan itu untuk kepentingannya.
Tel Aviv juga takut kepemimpinan baru Suriah yang didominasi kelompok Muslim (Sunni) akan mengancam perbatasannya dan militer Zionis Israel telah membuat zona penyangga di dalam wilayah Suriah. Pemerintah Zionis Yahudi juga takut akan kehadiran pasukan Turki yang lebih besar di Suriah. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hari Selasa (8/4/2025) mengatakan bahwa pangkalan militer Turki di Suriah akan “membahayakan Israel”.
Kantor PM Netanyahu hari Rabu mengkonfirmasi bahwa Turki dan Israel melakukan negosiasi dan bahwa kedua belah pihak “sepakat untuk mengambil jalan dialog untuk memelihara stabilitas di kawasan itu.”
Hari Rabu, Menteri Luar Negeri Hakan Fidan mengatakan bahwa Turki tidak ada maksud untuk berkonflik di Suriah, tidak hanya dengan Israel tetapi juga dengan negara-negara lain di kawasan itu. Namun dia juga menambahkan bahwa Ankara tidak akan membiarkan Suriah menjadi subyek “kerusuhan internal, operasi, provokasi yang akan mengancam keamanan nasional Turki.”
Turki dan Israel kerap bersitegang dalam masalah politik dan isu-isu berkaitan dengan Palestina dan Gaza. Namun, di sisi lain kedua negara menjalin kerja sama terutama di bidang perdagangan.
Pekan ini Netanyahu terbang ke Washington, Amerika Serikat, untuk mencari dukungan dari sekutu dekatnya Presiden Donald Trump terkait isu-isu regional. Namun rupanya Trump memuji Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena telah “mengambil alih Suriah”. Trump juga justru memposisikan dirinya sendiri sebagai mediator antarnegara dan mendesak Netanyahu supaya lebih “masuk akal” dalam menangani masalahnya dengan Turki.*