Hidayatullah.com – Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) Hidayatullah memiliki komitmen tinggi dalam menyukseskan industri halal di Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua LPH Hidayatullah, Muhammad Faisal Thamrin.
Faisal melanjutkan diantara bentuk kesungguhan lembaganya itu, yakni dengan melantik 24 perwakilan di berbagai provinsi. “Ini bagian dari strategi ekspansi nasional yang sudah dirancang sejak lama. Alhamdulillah, saat ini perwakilan LPH Hidayatullah sudah menjangkau banyak daerah. Artinya, kaki dan tangan lembaga ini makin panjang, dan langkahnya semakin jauh,”ujar Faisal saat menggelar Halal Bihalal Nasional pada Jumat, 25 April 2025 di Gedung DPP Hidayatullah, Jakarta.
Disisi lain, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi sekaligus memperkuat kontribusi LPH dalam mendorong Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Faisal mengatakan per Agustus 2024 lalu lembaga pemeriksa halal ini ditetapkan sebagai LPH utama oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). “Saat ini LPH Hidayatullah berada di peringkat keempat nasional untuk kinerja LPH terbaik,” ungkapnya.
Sebagai LPH utama, sambung Faisal layanan LPH Hidayatullah kini menjangkau skala nasional, bahkan internasional. “Karena itu, kita memperbanyak perwakilan dan targetnya nanti akan ada auditor di seluruh kabupaten dan kota, yang nanti kemudian akan dikaryakan di Hidayatullah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPJPH Haikal Hasan, turut memberikan apresiasi kepada LPH Hidayatullah. Menurutnya, pentingnya peran Indonesia dalam industri halal global perlu ditingkatkan. “Pasar halal dunia saat ini justru dinikmati negara seperti China dan Amerika. Ini menjadi ironi, mengingat umat Islam adalah pelaku utama industri halal,” kata Babeh Haikal, sapaan akrabnya.
Babeh Haikal mengungkapkan hanya sekitar 3 persen pengusaha kuliner di Indonesia yang berkontribusi pada transaksi halal, namun nilai yang dihasilkan telah mencapai 700 triliun rupiah. Bila angka partisipasi meningkat hingga 9 persen, potensi transaksinya bisa menembus 2.000 triliun, setara dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Cukup naik menjadi 9 persen saja, Indonesia bisa menghasilkan transaksi halal senilai APBN. Ini peluang besar,” tambahnya.
Sebagai pembantu Presiden Prabowo Subianto, Babeh Haikal juga menyuarakan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Ia menyebut target itu realistis jika kebocoran ekonomi bisa ditutup dan potensi industri halal dimaksimalkan.
Lebih lanjut, ia mendorong LPH Hidayatullah untuk memperluas perannya, tidak hanya sebagai lembaga pemeriksa, tetapi juga sebagai pusat pelatihan dan sertifikasi. Ia menyarankan agar Hidayatullah membangun ekosistem lembaga seperti Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H), Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Lembaga Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN).
Babeh Haikal mengatakan jika Hidayatullah mampu memiliki dan mengembangkan kelima elemen diatas bisa saja, lembaga ini akan menjadi motor utama dalam mencetak prestasi halal Indonesia di level global. “Dengan begitu, Hidayatullah akan menjadi juara halal Indonesia,” tegasnya.
Sebagai penutup, Babeh Haikal, mengusulkan agar Hidayatullah menginisiasi “Halal Award” sebagai bentuk penghargaan terhadap pelaku halal yang berkomitmen tinggi terhadap integritas.
“Kita butuh Halal Award yang menjunjung prinsip zero fraud. Bukan hanya besar angkanya, tapi juga bersih dan terpercaya,” pungkasnya.*Fuad Azzam/Hidayatullah.com