Hidayatullah.com–Mahkamah Kejahatan Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) memutuskan untuk tidak membagi dua persidangan atas Ratko Mladic, mantan komandan militer Serbia Bosnia.
Majelis hakim menolak permintaan jaksa penuntut untuk membagi dua kasus persidangan Mladic. Namun, majelis menambahkan kasus pembantaian di desa Bisina, Bosnia Herzegovina, ke dalam dakwaan terhadap Mladic.
Permintaan jaksa untuk membagi sidang kasus Mladic menjadi dua diajukan pada 17 Agustus lalu, dan baru diputuskan pada Kamis 13 Oktober 2011.
Kasus pertama akan menangani kasus pembantaian di Srebrenica, di mana Mladic didakwa membunuh sedikitnya 7.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia. Sedangkan Dakwaan kedua terkait dengan kejahatan kemanusiaan dalam pengepungan ibukota Bosnia, Sarajevo, selama 43 bulan.
Menurut laporan Xinhua (14/10/2011), jaksa menginginkan agar persidangan Ratko Mladic dilakukan dengan cepat agar kejadian seperti yang dialami dalam persidangan Slobodan Milosevic tidak terulang kembali. Sebagaimana diketahui, Milosevic meninggal dunia di dalam selnya pada tahun 2006, sebelum sidang mencapai tahap akhir.
Namun, usulan jaksa tersebut ditolak tim pengacara Mladic, Branko Lukic, yang menilai percepatan hanya akan menyulitkan para saksi. Sehingga persidangan kemunginan tidak akan berjalan dengan adil.
Kesehatan Ratko Mladic belakangan ini dikabarkan memburuk. Mantan jagal Serbia itu terus mengeluhkan kondisi fisiknya. Ditangkap pada 26 Mei 2011 di Serbia, Mladic kemudian dipindahkan ke Unit Tahanan PBB di Den Haag, Belanda, pada 31 Mei 2011. Mladic akan dimunculkan kebali dalam persidangan tanggal 10 Nopember 2011 mendatang.*