Hidayatullah.com – Keselamatan berkendara di jalan raya masih menjadi isu serius yang membutuhkan perhatian semua pihak. Berdasarkan data IRSMS Korlantas Polri periode Januari hingga 5 Agustus 2024, tercatat 79.220 kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 117.962 orang luka-luka dan meninggal dunia. Sepeda motor menjadi kendaraan paling banyak terlibat kecelakaan, dengan total 552.155 unit.
Merespons kondisi tersebut, mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia (Kesos UI) berkolaborasi dengan komunitas ojek online (ojol) meluncurkan Gerakan Sajadah (Sabar di Jalan dan Hati-hati). Kampanye ini secara resmi dimulai pada Minggu, 11 Mei 2025, di Markas Ojol Mengaji, Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Gerakan Sajadah mendapatkan dukungan dari Kang Maman Suherman, penulis dan public figur. Melalui siaran video di media sosial, Kang Maman menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa bersama komunitas ojol. “Jalan raya menjadi salah satu pembunuh terbesar di Indonesia, namun masih sering diabaikan. Karena itu, saya mendukung Gerakan Sajadah, sebuah inisiatif yang mengajak kita semua untuk lebih sabar dan hati-hati saat berkendara. Bukan hanya untuk keselamatan diri, tetapi juga untuk penumpang dan pengguna jalan lainnya,” ungkap Kang Maman.
Pelangi Loemongga, Koordinator Gerakan Sajadah, menyatakan bahwa kampanye ini lahir dari keprihatinan akan tingginya angka kecelakaan di Indonesia. “Pada tahun 2023, pengguna ojek online tercatat sebanyak 82 juta orang dan meningkat menjadi 88 juta pada 2024. Ini artinya, semakin banyak pengendara di jalan yang harus lebih berhati-hati,” jelas Pelangi.

Gerakan Sajadah yang juga didukung oleh Laznas BMH ini mencakup berbagai kegiatan, mulai dari edukasi keselamatan berkendara, pemasangan stiker keselamatan di kendaraan ojol, berbagi helm standar SNI, hingga kampanye digital melalui media sosial. Melalui kegiatan ini, mahasiswa Kesos UI berupaya menyebarkan pesan-pesan keselamatan berkendara, termasuk penggunaan helm standar SNI, jaket pelindung, dan menjaga jarak aman.
“Kami berharap, Gerakan Sajadah dapat meningkatkan kesadaran pengendara ojol untuk lebih sabar dan berhati-hati di jalan, sehingga angka kecelakaan dapat ditekan,” tambah Pelangi.
“Edukasi seperti ini sangat penting, terutama bagi kami driver ojek online yang sehari-hari berada di jalan raya. Kesadaran akan keselamatan berkendara bukan hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga untuk penumpang dan keluarga yang menunggu di rumah,” ujar Abayandang (51), anggota komunitas Ojol Mengaji yang ikut serta dalam sosialisasi Sajadah.
Gerakan Sajadah akan berlangsung sepanjang tahun 2025 dan terbuka bagi masyarakat umum yang ingin berpartisipasi atau mendukung kampanye ini.*