Hidayatullah.com– Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negara palsunya akan “mengambil alih kendali seluruh Jalur Gaza” sementara pasukan rezim penjajah terus melancarkan serangan besar-besaran di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Pernyataan itu muncul saat militer ‘Israel’ mengeluarkan perintah evakuasi segera kepada penduduk Khan Yunis dan daerah sekitarnya sebagai tanggapan atas apa yang digambarkannya sebagai serangan “belum pernah terjadi sebelumnya”.
“Kami akan mengambil alih seluruh Jalur Gaza,” kata Netanyahu dalam video yang diunggah ke Telegram.
Pengumuman itu muncul setelah militer mengumumkan peluncuran operasi darat skala besar di Gaza, termasuk serangan udara yang menurut tim penyelamat menewaskan sedikitnya 22 orang pada hari Senin.
Sebelumnya, penjajah mengatakan serangan besar-besaran itu bertujuan untuk “menaklukkan Gaza dan mengusir penduduknya”.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan bahwa dua juta warga Gaza kini menghadapi kelaparan, meskipun bantuan makanan tertahan di perbatasan.
“Dua juta orang kelaparan, sementara berton-ton bantuan makanan hanya berjarak beberapa menit dari perbatasan,” katanya.
‘Israel’ telah sepenuhnya memblokir masuknya bantuan sejak 2 Maret, dalam upaya untuk menekan pejuang Hamas agar berunding.
Namun, tekanan internasional, termasuk dari sekutu utama ‘Israel’, Amerika Serikat, terus meningkat untuk mengakhiri blokade.
Menteri Keuangan ‘Israel’ Bezalel Smotrich membela keputusan untuk mengizinkan masuknya sejumlah bantuan.
“Ini akan memungkinkan masyarakat untuk makan dan pada saat yang sama mempertahankan dukungan diplomatik dari teman-teman kita di seluruh dunia,” katanya.
Namun, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir menentang masuknya bantuan, dengan mengatakan bahwa para sandera mereka belum menerima bantuan kemanusiaan dari pihak mana pun.
Militer penjajah mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah mengebom 160 target pejuang Hamas dalam 24 jam terakhir, termasuk Khan Yunis, yang sekarang digambarkan sebagai “zona pertempuran berbahaya”.
Penduduk setempat menggambarkan suasana apokaliptik dengan serangan udara dan tembakan dari berbagai arah.
“Kita tidak tahan lagi. Dunia harus bertindak. Cukup!” kata Ayman Badwan dari Deir el-Balah yang kehilangan saudaranya.
Menurut angka resmi, genosida ‘Israel’ ke Gaza telah menelan lebih dari 53.000 korban jiwa sejauh ini, termasuk lebih dari 3.000 kematian sejak 18 Maret.* AFP