SURABAYA – Majalah Suara Hidayatullah (Sahid) menandai perjalanan 37 tahunnya dengan menggelar acara milad bertema “Berkhidmat untuk Umat” di kantor redaksi Sahid, Surabaya, Selasa (27/5/2025). Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian peringatan milad yang digelar selama dua hari, 26–27 Mei, yang mencakup pameran, tasyakuran, serta ajang silaturahim.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Timur, Ustadz Amun Rowi, menyampaikan apresiasi dan catatan penting terhadap eksistensi media dakwah ini.
“Saya ucapkan selamat kepada teman-teman Sahid yang telah mempertahankan keberadaan media ini hingga mencapai usia 37 tahun. Itu bukan pekerjaan yang mudah, apalagi di tengah terpaan media dan tantangan zaman seperti sekarang,” ujarnya.
Menurut Amun, bertahannya Sahid hingga usia ke-37 sudah merupakan prestasi besar yang patut dibanggakan. Namun ia mengingatkan, keberlangsungan sebuah media bukan semata soal umur, tapi lebih pada seberapa besar manfaat yang diberikan.
“Sesuatu bisa hidup dan bertahan lama karena memang bermanfaat. Selama manfaatnya masih ada, maka ia akan tetap dibutuhkan dan tetap hidup,” tegasnya.
Amun menekankan pentingnya menjaga relevansi dan keterhubungan antara media dan organisasi. Ia menyayangkan jika saat ini ada kesan bahwa Majalah Sahid hanya milik segelintir orang di internal Sahid, bukan milik kolektif warga Hidayatullah.
“Kalau media ini tidak lagi terhubung dengan denyut organisasi, maka akan ditinggalkan, dan ironisnya, bukan oleh orang luar, tapi oleh kita sendiri yang merasa tidak terlibat,” kata Amun.
Amun mengingatkan bahwa media seperti Sahid memiliki keunggulan tersendiri, yakni mampu menembus ruang-ruang yang tidak bisa disentuh secara langsung. Ia pun membagikan kisah personalnya saat mengenal majalah Sahid.
“Saya kuliah di Surabaya tahun 1992. Bapak Kos saya, dosen IAIN, berlangganan Majalah Sahid. Dari situlah saya mengenalnya. Padahal sebelumnya, saat SMA, saya sudah pernah mengundang Ustaz Chusaini dari Sahid ke sekolah, tapi belum tahu beliau dari Hidayatullah,” kenangnya.
Perkenalan yang tidak disengaja itu, lanjutnya, justru menjadi pintu masuk yang menguatkan keterlibatannya dalam organisasi Hidayatullah ini. Ia berharap generasi muda hari ini juga bisa mendapatkan inspirasi yang sama dari keberadaan Majalah Suara Hidayatullah.
“Karena itu, mari kita bersama-sama menjaga dan membesarkan media ini, seiring dengan bersama-sama membangun organisasi kita ini,” tutup Amun.*/Joe