Hidayatullah.com– Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2016, digelar upacara di kompleks lembaga pendidikan Luqman Al-Hakim Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 10 November 2016.
Ribuan santri dan guru tampak semangat dalam memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada Kamis ini.
Kepala pengasuh pesantren sekaligus pembina upacara, Ahmad Baihaqi, berpesan kepada para guru, pengasuh, pegawai, dan para santri, agar meniru semangat para pahlawan Indonesia.
Khususnya, kata Ahmad, para pahlawan dari para kiai, ulama, dan santrinya.
“Bangsa Indonesia merdeka karena perjuangan para kiai, ulama beserta para santrinya. Mereka inilah pecinta negeri sesungguhnya,” ujarnya.
Mereka, kata dia, mencintai Indonesia karena negeri ini adalah pemberian dari Allah azza wa jalla.
“Sebuah hadiah yang patut disyukuri dan harusnya dikelola berdasarkan kemauan atau perintah-Nya,” ujarnya.
Sebagai pelanjut perjuangan, para generasi bangsa diajak untuk bertekad memerangai siapa saja yang ingin mengambil dan merusak negeri ini.
Dalam menggelorakan semangat perjuangan, para kiai dan ulama tidak hanya berbicara dari podium ke podium, dari mimbar ke mimbar. Tetapi mereka turun langsung ke jalan dakwah dan tarbiyah.
“Mereka inilah pahlawan sejati, mereka benar-benar membela negara, tanpa peduli nyawa pun taruhannya,” lanjutnya.
Pemberian Gelar Pahlawan Nasional dalam Perspektif Hukum Islam
Melanjutkan Karya Nyata Pahlawan
Ahmad pun mengajak kembali melihat kiprah para ulama atau kiai dari barbagai buku sejarah.
Mereka, seperti Pengeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan, Buya Hamka, Mohammad Natsir, dan masih banyak lagi.
“Mereka sangat luar biasa semangat dan pengorbanannya,” gugahnya dengan penuh semangat.
Ingat, 71 tahun negeri ini telah merdeka, namun perjuangan belum usai, kata dia mewanti-wanti.
Patut dicatat pula, mereka para ulama telah melukiskan sejarah. Sehingga mereka dikenang jasanya dan kita pun dapat menikmati jerih payah, hasil tetesan darah, dan keringat mereka.
“Sekarang kita sebagai penerus pelanjut perjuangan harus melanjutkan perjuangannya dengan karya nyata yang dapat bermanfaat bagi Islam dan bangsa,” pungkasnya.
Jalannya Upacara
Para pelajar tampak antusias mengikuti prosesi upacara dan seolah tidak memedulikan air yang membasahi sepatunya. Tempat upacara memang digenangi air.
“Saya sangat senang bisa ikut upacara pahlawan, karena mereka yang telah berjasa mengusir penjajah di negara kita,” ucap Miko siswa SD Luqman Al-Hakim Surabaya.
Senada dengan itu, Tananda Gilang Ramadhan siswa kelas VIII mengatakan, “Hari ini adalah hari bersejarah, hari pahlawan, semoga anak bangsa dapat mengikuti jejak mereka.”* Kiriman Syamsul Alam, pegiat komunitas PENA Jatim