Hidayatullah.com– Isra’ dan Mi’raj memiliki pelajaran sangat berharga bagi umat Islam. Khususnya bagaimana mendidik anak dengan nilai-nilai Islam.
Sebab, dalam sejarahnya, umat manusia saat itu terbagi menjadi tiga, dalam merespons panggilan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam, untuk memeluk agama hanif ini.
Demikian diulas Damanhuri, kepala kampus Hidayatullah Panceng, Gresik, Jawa Timur, ketika mengisi acara peringatan Isra’ dan Mi’raj di kampus, Rabu (03/04/2019).
Yang pertama, urai lulusan Master Pendidikan Bahasa Arab UIN Malik Maulana Ibrahim, Malang ini, menerima dengan lapang dada, dan mempercai secara yakin segala kebenaran yang disampaikan.
“Ini ada pada sosok Abu Bakar. Sehingga beliau bergelar as-Shiddiq, yang artinya membenarkan.”
Saat itu, terang Daman, banyak masyarakat yang meragukan kabar dari Nabi, bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari Makkah ke Masjidil Aqsha (Isra’), kemudian melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha (Mi’raj).
“Kecuali Abu Bakar. Beliau menegaskan, bila kabar itu datang dari Nabi Muhammad, maka beliau membenarkannya. Tak terkecuali, jika ada peristiwa yang lebih dahsyat dari itu,” terang ustadz asal Madura ini.
Di luar Abu Bakar, sambung Daman, adapula pribadi-pribadi yang mengakui kebenaran Islam. Namun sayangnya, sampai akhir hayat, mereka enggan untuk mengikrarkan keimanannya.
“Padahal keimanan dalam Islam itu, menuntut akan adanya keyakinan dalam hati. Pengikraran melalui lisan. Kemudin pembuktian melalui aktivitas-aktivitas/ibadah-ibadah,” terang pemangku mata kuliah Bahasa Arab ini.
Kemudian kriteria respons masyarakat ketiga, yaitu mengingkari risalah yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Tidak hanya itu, bahkan dengan sekuat tenaga merusaha menentang dan memadamkan cahaya Islam.
“Itulah yang dipertontonkan oleh Abu Lahab, sehingga mendapat laknat dari Allah Subhanahu Wata’ala.”
Abu Bakar merupakan sosok yang patut diteladani. Sebab beliau telah dijamin masuk surga.
“Tugas kita sebagai orangtua dan guru, mendidik anak-anak kita menjadi pribadi seperti Abu Bakar,” pungkas Daman.
Acara Isra’ dan Mi’raj itu dihadiri oleh para wali MI Muhammadiyah, siswa/siswi, para pengurus pondok, serta seluruh mahasiswa.* (Khairul Hibri)