Hidayatullah.com– Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Prof. Dr. H. M Din Syamsuddin, mengajak warga Muslim Indonesia agar terus merawat persaudaraan dan bisa menjadi Muslim yang teguh dalam prinsip sekaligus memiliki toleransi terhadap perbedaan, terlebih di tahun politik ini.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini menjelaskan hal ini dalam ceramahnya di depan sekitar 330 peserta acara KIBAR Gathering 2019, sebuah acara perkumpulan tahunan warga Muslim se-Inggris raya.
Dalam ceramahnya Din Syamsuddin menyampaikan konsep Wasathiyatul Islam, atau Islam jalan tengah.
“Allah menegaskan umat Islam adalah ummatan wasathan, umat pertengahan” sembari menambahkan, para ulama menyebutkan 7 kriteria Islam jalan tengah: menegakkan keadilan, keseimbangan, toleransi, musyawarah, melakukan kerja-kerja kebaikan, menjadi pelopor, dan membela negeri.
Baca: Sekjen PBNU Klarifikasi Pernyataan KH Said Soal ‘Selain NU Salah Semua’
Toleransi berarti menerima kemajemukan, walaupun bukan berarti meninggalkan prinsip-prinsip keislaman dan keimanan.
Din menilai, konsep Islam jalan tengah ini sesungguhnya sesuai dengan dasar negara kita, Pancasila. Oleh karena itu, pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Islam jalan tengah bisa menjadi resep untuk mewujudkan kerukunan, bukan saja di internal umat Islam, tapi juga antar umat beragama di Indonesia.
Selain itu, Ketua PP Muhammadiyah periode 2005-2015 ini juga mendorong agar para pemudapemudi Muslim untuk berani bergerak dan berinovasi di bidang kewirausahaan. Umat Islam harus memiliki kemandirian dan kekuatan finansial, agar mampu beribadah dan berkontribusi untuk masyarakat melalui zakat, waqaf, infak dan sedekah.
Sementara itu, Ketua KIBAR, Hanief Utama mengatakan, “Kami senang sekali dengan kesediaan Pak Din Syamsuddin untuk berbagi ilmu dan pengalamannya yang luas kepada komunitas Muslim Indonesia di Inggris raya.
Dalam acara bertema, ‘Merawat Ukhuwah, Meraih Berkah’ ini panitia mengajak agar warga dapat mempererat persaudaraan dan tali silaturahim di tengah-tengah kecenderungan untuk membangun sekat dan dinding.
“Harapan kami agar KIBAR dapat terus menjadi salah satu payung yang menaungi seluruh komponen Muslim Indonesia di perantauan.”
KIBAR Gathering adalah acara pertemuan rutin yang diselenggarakan dua kali dalam setahun.
Acara ini berlangsung di Woodsley Community Centre, Leeds, UK. Sekira 330 orang warga Indonesia dari seluruh penjuru Inggris datang menghadiri acara yang berlangsung dari pukul 10 pagi hingga 7 sore. Selain ceramah, terdapat pula kegiatan bazaar yang menjual makanan khas Indonesia dan penggalangan dana donasi untuk korban bencana di tanah air.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Prof. E. Aminudin Aziz, M. A., Ph. D., Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London mewakili Duta Besar.
Komunitas Islam Indonesia di Britania Raya (Kibar) adalah wadah komunikasi dan koordinasi kelompok-kelompok pengajian Muslim Indonesia yang tersebar di berbagai kota di Inggris.
Sampai saat ini KIBAR disusun oleh 17 lokaliti stakeholder. Anggota pengajian ini berasal dari latar belakang yang sangat beragam yang meliputi mahasiswa, pekerja, maupun warga Indonesia yang tinggal permanen di UK.
KIBAR menyelenggarakan berbagai kegiatan yang meliputi kajian online, safari ustadz/pembicara dari Indonesia ke berbagai lokaliti, pertukaran pembicara antar lokaliti, diskusi online mengenai kajian keislaman, serta penyajian berbagai informasi tentang dunia Islam, info lokaliti dll melalui website KIBAR. Selain itu, KIBAR juga menyelenggarakan secara rutin acara gathering yang dilaksanakan sebanyak dua kali setiap tahun.*/Hanief Utama (Inggris)