Hidayatullah.com–Kelas perdana Sekolah Pemikiran (SPI) Jakarta ke-11 diselenggarakan pada Rabu (03/02/2021) malam. Karena pandemi Covid-19 yang sudah hampir setahun terjadi Indonesia dan belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, melatarbelakangi pengurus SPI Jakarta menyelenggarakan kelas secara daring.
“Kelas daring SPI Jakarta 11 ini adalah yang pertama kali diadakan sejak 2015 atau sejak SPI Jakarta berdiri,” ungkap Chandra Yudhangkara selaku Kepala SPI Jakarta pada pembukaan kelas perdana SPI Jakarta 11.
SPI sebagai lembaga pendidikann non-formal yang fokus pada diskursus perang pemikiran (ghazwul fikr) memutuskan untuk tidak menyelenggarakan kelas reguler pada 2020 lalu. Sekolah yang memiliki slogan “Menggapai kemenangan, membangun tradisi ilmu” ini dibuka dengan penyampaian tata tertib selama sekolah berlangsung oleh Kepala SPI Jakarta.
Di antara tata tertib ini berisi tentang adab ketika kelas berlangsung, ketentuan kehadiran dan ijin, sampai dengan ketentuan pengerjaan dan pengiriman tugas untuk peserta. Selanjutnya materi pendahuluan disampaikan oleh Akmal Sjafril selaku Kepala SPI Pusat.
“Ghazwul fikr atau perang pemikiran yang mendera umat Islam akhir-akhir ini semakin massif dan harus benar-benar diperangi. Hal tersebutlah yang melatar belakangi berdirinya Sekolah Pemikiran Islam (SPI) pada akhir 2014 lalu. Hingga saat ini, SPI sudah tersebar di tiga kota besar, yakni Jakarta, Bandung dan Tangerang dan insyaAllah akan segera launching setelah lebaran tahun ini di Padang dan Yogyakarta,” jelas penulis buku Islam Liberal 101 ini.
Menurut Akmal, yang ditekankan dalam visi SPI adalah mengembalikan kejayaan peradaban islam dan tradisi ilmu. Tujuan utamanya adalah dengan tradisi keilmuan yang dimiliki SPI, maka kita akan dapat mengembalikan kejayaan peradaban islam.
Dalam salah satu materi dari kurikulum untuk semester dua nanti, ada materi “Musim Semi Peradaban Islam” dulunya materi ini bernama “Golden Age”, namun karena penamaan materi tersebut lebih dekat kepada perspektif barat, maka penamaannya pun diubah. Hal tersebut dilakukan salah satunya ialah karena menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas, sejarah kejayaan Islam itu pasti berulang layaknya musim semi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Saya berharap alumnus SPI di manapun akan menjadi duta Islam yang baik dan bisa mengajak saudara-saudaranya yang lain untuk turut menegakkan tradisi ilmu, sebab hanya dengan begitulah kejayaan Islam bisa dicapai,” pungkas Akmal yang juga founder dari #IndonesiaTanpaJIL ketika ditanya tentang harapannya terhadap peserta dan alumnus SPI.*