Hidayatullah.com– Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Raup Muin, menghadiri pembukaan acara Leadership Training Center (LTC) Pemuda Hidayatullah (Pemhida) PPU pada Sabtu (03/12/2022).
Bertempat di Kampus Madya Hidayatullah Penajam Paser Utara, meski di bawah cuaca hujan, Raup Muin menyempatkan hadir untuk bertatap muka dengan Pemuda Hidayatullah di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ini.
Pria yang sempat beberapa periode menduduki pucuk Ketua KNPI ini datang ditemani oleh dua ajudan. Dengan berbaju kemeja putih dibalut jaket, pria berkumis tipis ini memasuki ruangan dengan salam.
Dalam muqaddimahnya ia berpesan, “Sebuah proses yang berawal dari lumpur hingga menjadi berlian dan jangan pernah merasa berhasil kalau tidak pernah gagal,” pesannya.
“Hidup kita jangan sampai menjadi pecundang, kita yang maintenance diri kita. Berusaha saja belum tentu dapat, apalagi diam-diam saja, tentu nilainya pasti nol”.
Itulah sebagian ungkapan penyemangat dari pria yang juga dikenal sebagai Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Penajam Paser Utara ini.
Sejalan dengan itu, Ketua Pengurus Daerah Pemuda Hidayatullah Penajam, Bang Juanda, dalam sambutannya menyampaikan, “Jangan sia-siakan waktu terbaik karena hadirnya Leadership Training Center (LTC) sangat banyak mengurai kebaikan kebaikan.”
Kepada para peserta LTC, ia mengatakan, “Kalian adalah penerus lembaga dan perjuangan Islam.”
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Wakil Ketua I DPRD Kabupaten PPU. Juga ucapan terima kasih kepada DPD Hidayatullah PPU dan Yayasan Ponpes Hidayatullah PPU atas dukungannya.
“Kami memohon maaf jika penuh kekurangan,” ungkapnya.
Ketua PW Pemhida Kaltim, Bang Sobirin Ibnu Hambali dalam sambutannya, mengatakan, salah satu bentuk dukungan ril dan moril kepada Pemhida PPU adalah dengan hadirnya Pengurus inti Wilayah Pemhida Kalimantan Timur.
“Ada Bang Malik Najamuddin, Bang Imam Muhammad selaku Sekretaris Wilayah, Bang Sukman dan saya sebagai ketua,” ucapnya.
“Dengan turunnya hujan maka suatu kesyukuran tak terhingga, semoga dengan turunnya hujan akan menjadi karunia tumbuh suburnya dakwah di IKN ini,” tambahnya.
“Belakangan ini saya suka update status bukan sebagai hobi. Tapi setelah perjalanan panjang LTC Berau dan LTC Kaltara. Dalam perjalanan sambil merenung saya bergumam, sejatinya banyak potensi dan kebaikan yang memudahkan dakwah kita tapi gak semua membaca peluang itu,” tuturnya.
“Maka,” tambah dia, “sebagai pemuda seharusnya curhatan kita atau status yang kita tulis di medsos jangan hadirkan atau cemoohan, misalnya ‘kenapa hujan terus hingga banjir. Ah panas sekali’. Atau curhat mengenai pemimpinnya yang tak adil. Tapi seharusnya pemuda menuliskan hal-hal yang penuh kegembiraan dan pengorbanan, wa amma bini’mati Rabbika fahaddis,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan agar para pemuda tidak berkecil hati terhadap kurangnya sumber daya, melainkan pemuda harus tetap berpegang teguh kepada kesolidan berjamaah.
“Jangan keder oleh karena sedikitnya sumber daya, sebab iltizam (komitmen, red) terhadap jamaah itu lebih penting serta menjadi kunci kemenangan,” ujarnya memotivasi.
Shabirin mengisahkan, para mujahidin melakukan ribath dua hari sebelum pecahnya pertempuran Manzikert. Sebanyak 20.000 tentara yang dipimpin Sultan Alp Arslan melawan 200.000 tentara Bizantium yang dipimpin Kaisar Romanos IV Diogenes.
“Ribath ini kondisi serius, dimana pasukan harus selalu dalam kondisi prima berjaga dan siap betempur, bukan mudah menahan kondisi ini dua hari dua malam lamanya. Bila bukan karena iltizam terhadap jamaah, maka pasukan akan bubar dan kekalahan sudah pasti di depan mata,” katanya mengisahkan.
“Belum lagi ketika Sultan Alp Arslan memerintahkan 30 orang pertama menyerang 200.000 orang musuh, bila bukan karena iltizam tentu itu tidak pernah terjadi, tapi pasukan ini membuktikannya, mereka loyal terhadap komando, inilah yang menjadi titik awal kemenangan,” tegasnya berapi-api.
Coba kita perhatikan Raja Tolut dan pasukannya. Dalam matematika manusia tidak masuk akal. Tetapi orang yang yakin akan menjawab, “Kam min fiatin qolilatin golabat fiatan katsiratan bi idznillah. Berapa banyak kelompok/golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang lebih banyak dengan izin Allah,” tambahnya.
Jangan berkecil hati ketika sumber daya manusia tidak banyak dan tidak ada materi penunjang. Karena penentu kemenangan hanyalah Allah Subhanahu Wata’ala. Kita hanya diminta untuk mengusahakannya, sebut Shabirin yang sempat menjabat Sekretaris Wilayah Pemuda Hidayatullah Kaltim di periode sebelumnya ini.
Ia mengatakan, jika semangat masih ada, pasti semua dapat dilewati dapat dijalani dengan baik. Insya Allah.
Tak kalah bersemangat menyampaikan sambutannya, Ketua Yayasan Hidayatullah PPU, Ustadz Mursyid MS.
“Pemuda harus pragmatis dan harus terarah. Jangan karena soal konsumsi kita tidak jadi buat kegiatan apalagi mundur. Karena orang datang pasti membawa keberkahan dan membawa doa terbaik. Karena syiar agama ini adalah yang sangat kita harapkan,” sebutnya.
“Terlalu kecil ketika kita berbicara materi. Terlalu hina rasanya kalau urusan agama kita kalah karena mengurus urusan di bawah perut. Mari para pemuda bersemangat menjalani proses, sebab manfaatnya cepat atau lambat akan kita rasakan,” pesannya juga.
Ia mengatakan, membuat acara tersebut bukan untuk menggugurkan kewajiban, namun untuk menjadi jembatan awal mempersiapkan generasi unggul.
“Semua berawal dari bawah. Kita ga pernah berpikir akan menjadi pemimpin. Tapi nyata bergulirnya waktu kita harus menyiapkan diri karena amanah pasti datang,” pecutnya.
Intinya, kata dia, bergerak saja dahulu. Pemuda itu akan memberikan corak tersendiri karena ia dapat menentukan apa yang menjadi mainstream gerakannya.
“Kita berdoa semoga acara berjalan dengan baik dan para santri angkatan ke II dari SMA Al Muzammil Kampus Madya Penajam yang menjadi peserta acara LTC menjadi para pemimpin di masa masa yang akan datang,” tutupnya.* (AF/MCU)