Hidayatullah.com—Sekitar seribuan orang menghadiri perayaan Idul Ghadir yang di selenggarakan Pinpinan Wilayah (PW) Ikatan Jamaah Ahlul Bait (IJABI) Jawa Barat di halaman sekolah Muththahari yang berlokasi di Jalan Kampus Kiaracondong Kota Bandung, Ahad (04/10/2015) lalu.
Dalam sambutannya Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Ijabi, Syamsuddin Baharuddin menyebutkan dalam memperingati hari hari penting Syiah biasanya di gelar di ruangan tertututup, namun kali ini ia sengaja menggelar di ruang terbuka.
Syamsuddin juga menegaskan acara Idul Ghadir akan terus dilakukan setiap tahunnya di berbagai tempat di seluruh Indonesia oleh Ijabi.
Penyelenggarakan acara sekaligus peringatan Idul Ghadir dimaksudkan Syamsuddin sebagai ikhtiar kita untuk melawan lupa.
“Sebagian Umat Islam dalam perjalanan sejarah telah melupakan peristiwa yang sangat penting mengalahkan pentingnya peristiwa-peristiwa penting lainnya dalam sejarah Islam. Bahkan saya berani menyatakan bahwa tidak ada peristiwa yang lebih penting dalam sejarah umat Islam pada bagian sejarah kehidupan nabi yang mengalahkan pentingnya ketika nabi mewariskan risalah kepemimpinan beliau kepada kepada yang paling berhak yakni kepada Imam Ali bin Abi Thalib,”jelasnya.
Selain orang dewasa,dalam acara tersebut juga banyak terlihat anak-anak yang sengaja dibawa oleh orangtuanya maupun para siswa sekolah Muththahari.
Menurut Syamsuddin kehadiran anak-anak dalam acara-acara seperti ini akan menjadi sangat penting untuk mengetahui sejarah yang sebenarnya,karena anak-anak ini kelak akan menjadi generasi penerus Islam sehingga sebagai penerus tidak boleh lupa terhadap sejarah.
“Kita bahagia anak-anak bisa hadir dalam acara ini. Salah satunya dalam rangkaian acara ini yakni kita adakan majelis anak cinta Imam Ali. Acara ini kita didesign khusus untuk memperkenalkan sosok Imam Ali kepada anak-anak,”ujarnya.
Sementara itu Jalaluddin Rakhmat yang diminta untuk juga memberi sambutan malah mewakilkan kepada anaknya, Miftah Fauzi Rakhmat. Menurut pembaca acara, Jalal sengaja mewakilkan kepada anaknya sebagai wujud rasa cintanya.
“Ustad Jalal ingin seperti Rasulullah yang mendelegasikan kepada Imam Ali,”ujar pembawa acara.
Sebelumnya, peneliti Syiah Dr Abdul Chair Ramadhan sempat mengatakan acara Idul Ghadir hanya sebagai aksi ekspansi ideologi aliran Syiah di Indonesia. [Baca: Perayaan Idul Ghadir Bisa Jadi Basis Ekspansi Ideologi Syiah]
“Idhul Ghadir sangat berbahaya bagi masa depan NKRI, karena melalui hari raya Syiah inilah dilembagakan doktrinisasi ideologi imamah yang berujung pada ketaatan kepada Waly al-Faqih (Rahbar) sekarang ini yaitu Ali Khamenei,” demikian tandas anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini.* /Abu Luthfi Satrio
Baca juga:
Sikap Umat Islam terhadap Ghadir Khum [1]
Sikap Umat Islam terhadap Ghadir Khum [2]