Hidayatullah.com– Peringkat Indonesia naik cukup signifikan pada pengembangan ekosistem keuangan syariah dunia. Indonesia naik dari peringkat enam menjadi pertama, berdasarkan data Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019.
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (07/11/2019).
Dody mengatakan, optimisme perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia semakin kuat seiring penghargaan Indonesia dari GIFR 2019, yang mendudukan Indonesia sebagai negara peringkat pertama dunia dalam pengembangan ekosistem keuangan syariah.
Pada gelaran Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Indonesia 2019, Dodi mengatakan, BI akan terus menjaga komitmen untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Di antaranya, kata dia, melalui kerja sama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dalam gelaran Fesyar Indonesia 2019. Festival yang digelar di Grand City Convention and Exhibition Surabaya ini mengusung tema “Sinergi Membangun Ekonomi Syariah Indonesia”.
“Sinergi yang kuat dalam naungan KNKS tentunya menjadi penting untuk terus dijaga dan menjadi modal yang besar dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia di masa yang akan datang,” ujarnya kutip Antaranews.
Baca: Indonesia Raih “Global Islamic Finance Report Award” 2019
Di samping itu, kata Dodi, sinergi juga menjadi syarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya memperkuat pelaksanaan empat strategi utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Sebagaimana tercantum pada masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 yang mencakup penguatan rantai nilai halal, penguatan sektor keuangan syariah, penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah serta pemanfaatan ekonomi digital.
BI memandang bahwa Fesyar Indonesia 2019 adalah salah satu strategi dalam memperkuat dan mempromosikan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Fesyar Indonesia 2019 digelar hingga Sabtu (09/11/2019) dengan berbagai kegiatan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Baca: Bappenas Sebut Indonesia Pemain Penting dalam Keuangan Syariah
Pada kegiatan itu, Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menilai sinergi penguatan ekonomi dan keuangan syariah juga terus dilakukan oleh pemerintahannya.
Di antaranya, kata dia, melalui program “One Pesantren One Product” (OPOP) yang saat ini telah mencapai sekitar 200 produk dan telah masuk menjadi salah satu program dalam RAPBD 2020 serta bersinergi dengan DPRD Jawa Timur.
“Pasar ekonomi dan keuangan syariah juga terus kami manfaatkan, sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” sebutnya.
Menurutnya, pasar keuangan syariah, pembiayaan ekonomi syariah tentunya butuh dana yang tidak sedikit, dan perbankan syariah masih memliki ruang yang sangat besar untuk mengembangkannya.*