Hidayatullah.com–Sebanyak 79.196 jamaah haji Indonesia, hingga Selasa pagi, yang tergabung dalam 77 kelompok terbang (Kloter), telah berada di Makkah atau lebih 30 persen dari kuota haji yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi sebanyak 211.000 tahun 2012.
Data tersebut sesuai informasi terbaru Daker Makkah, Misi Haji Indonesia di Arab Saudi.
Walau baru 30 persen jamaah haji Indonesia di Makkah, namun simbol-simbol Indonesia, seperti baju batik haji, peci berwarna hitam dan tas serta baju dengan label bendera Merah Putih, sudah dapat dikenali bahwa mereka adalah jamaah dari Indonesia.
Dari postur tubuh dan wajah-wajah warga Indonesia sangat familiar. Mereka secara berkelompok mengisi ruang di hampir setiap sudut Masjidil Haram dan sekitarnya pada waktu-waktu shalat wajib setiap hari.
Selain di Masjidil Haram, jamaah Indonesia juga tampak di tempat-tempat umum seperti “Pasar Bbrong” di Jaqfaria dan tempat-tempat perbelanjaan berkelas menengah ke atas seperti di Zam-Zam Tower persis di samping halaman Masjidil Haram serta lokasi objek sejarah seperti Gua Hira di Jabal Nur dan Museum Ka`bah.
Bahkan para pedagang di kios-kios pinggir jalan di Kota Makkah juga dapat berbahasa Indonesia patah-patah seperti “ini murah”, “lima real”, “sepuluh real” dan “tidak mahal”. Nuansa Indonesia juga tampak di hotel-hotel atau rumah pemondokan jamaah Indonesia yang restorannya memajang menu seperti, “soto ayam”, “sop buntut” dan “nasi goreng”.
Di antara restoran khas Turki, India dan Pakistan di pinggir-pinggir jalur utama ke dan dari Masjidil Haram, ada pula restoran khas Indonesia seperta Masakan Priangan dan restoran Sederhana masakan Padang yang tulisannya tertera dua bahasa, Indonesia dan Arab.
“Baru 30 persen jamaah Indonesia yang berada di Makkah, apalagi nanti setelah 100 persen, tentu Makkah akan dipenuhi warga Indonesia,” kata seorang petugas urusan haji Indonesia Riko, yang baru pertama kali bertugas di Arab Saudi sekaligus akan menunaikan ibadah haji.
Tahun ini Kementerian Agama mengirim 800-an petugas haji yang mengurus segala keperluan baik pemondokan, ibadah, administrasi, serta urusan lainnya dibantu sejumlah tenaga musiman (temus) – para mahasiswa Indonesia yang belajar di negara-negara Arab atau warga Indonesia yang bermukim di negara-negara Arab, sebagai penghubung atau penerjemah antara jamaah haji dengan pihak Arab Saudi.
Seluruh jamaah haji dari seluruh dunia yang diperkirakan berjumlah sekitar dua juta orang akan tiba di Makkah pada 20 Oktober 2012 karena pada pukul 24.00 pada hari itu Bandara King Abdul Azis Jeddah sebagai pintu masuk utama jamaah haji akan ditutup total untuk kedatangan jamaah.
Wukuf di Arafah sebagai bagian dari puncak pelaksanaan ibadah haji akan berlangsung pada 25 Oktober 2012.
Bahkan para pedagang di kios-kios pinggir jalan di Kota Makkah juga dapat berbahasa Indonesia patah-patah seperti “ini murah”, “lima real”, “sepuluh real” dan “tidak mahal”. Nuansa Indonesia juga tampak di hotel-hotel atau rumah pemondokan jamaah Indonesia yang restorannya memajang menu seperti, “soto ayam”, “sop buntut” dan “nasi goreng”.
Di antara restoran khas Turki, India dan Pakistan di pinggir-pinggir jalur utama ke dan dari Masjidil Haram, ada pula restoran khas Indonesia seperta Masakan Priangan dan restoran Sederhana masakan Padang yang tulisannya tertera dua bahasa, Indonesia dan Arab.
“Baru 30 persen jamaah Indonesia yang berada di Makkah, apalagi nanti setelah 100 persen, tentu Makkah akan dipenuhi warga Indonesia,” kata seorang petugas urusan haji Indonesia Riko, yang baru pertama kali bertugas di Arab Saudi sekaligus akan menunaikan ibadah haji.
Tahun ini Kementerian Agama mengirim 800-an petugas haji yang mengurus segala keperluan baik pemondokan, ibadah, administrasi, serta urusan lainnya dibantu sejumlah tenaga musiman (temus) – para mahasiswa Indonesia yang belajar di negara-negara Arab atau warga Indonesia yang bermukim di negara-negara Arab, sebagai penghubung atau penerjemah antara jamaah haji dengan pihak Arab Saudi.
Seluruh jamaah haji dari seluruh dunia yang diperkirakan berjumlah sekitar dua juta orang akan tiba di Makkah pada 20 Oktober 2012 karena pada pukul 24.00 pada hari itu Bandara King Abdul Azis Jeddah sebagai pintu masuk utama jamaah haji akan ditutup total untuk kedatangan jamaah.
Wukuf di Arafah sebagai bagian dari puncak pelaksanaan ibadah haji akan berlangsung pada 25 Oktober 2012.
27 jiwa
Sementara itu, dua anggota jamaah calon haji Indonesia meninggal, Selasa, masing-masing Siti Maimunah binti H Naipin (66) dan Bakir Mustari bin Mustari Pettarai (56) menjadikan secara keseluruhan telah 27 orang calon haji Indonesia meninggal di Arab Saudi.
Data dari Daerah Kerja (Daker) Makkah Misi Haji Indonesia Rabu dini hari menyebutkan, Siti yang tergabung dalam kloter 34 embarkasi Surabaya meninggal dalam perjalanan di Medinah akibat gangguan sistem sirkulasi.
Sedangkan Bakir yang tergabung dalam kloter 25 embarkasi Ujungpandang meninggal di pondokan Makkah akibat gangguan sistem sirkulasi.
Jemaah haji yang meninggal dari sisi usia, tercatat 88.88 persen (atau dibulatkan menjadi 90 persen) berusia 50 tahun ke atas. Hanya tiga dari 27 orang, masing-masing Rosna (45), Indriano (49) dan Muji (34) yang berusia di bawah 50 tahun.
Kabar ini semakin menambah daftar jumlah jamaah yang meninggal dari 25 menjadi 27 orang.