Hidayatullah.com–Dr.Zackya Yahya Setiawan,Sp.OK, salah satu relawan kemanusian dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) berharap media dalam memberitakan tentang Rohingya juga harus memikirkan nasib para relawan kemanusiaan. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers Pers bertema “Laporan Temuan Tim MER-C di Myanmar”, Kamis (09/10/2012).
Himbauan ini disampaikan guna membantu keselamatan para relawan yang sedang masuk ke Rohingya di Myanmar. Sebab untuk saat ini, pemerintah Myanmar tidak segan melarang lembaga kemanusiaan dan media untuk masuk lagi ke Rohingya jika pemberitaan tentang mereka dinilai berefek negatif.
“Jika karena pemberitaan mengenai Rohingya terlalu berlebihan akan berdampak untuk kami di sana, jika kami dilarang kembali masuk ke Rohingya nanti yang rugi kaum Muslim Rohingya sendiri,” jelas Zackya.
Hal sama sama juga disampaikan dr Tonggo Meaty Fransisca yang merasakan ketatnya pengawasan pihak militer Myanmar hingga sampai melakukan pengepungan terhadap hotel tempat mereka menginap saat di Myanmar. Saat itu, tim MER-C baru saja selesai melakukan pengobatan ke pengungsi Rohingya di Shittwe.
Efek pemberitaan mengenai Rohingya yang kembali diangkat di media-media Indonesia membuat militer memberikan perlakukan berbeda dengan relawan dari Indonesia.
“Semakin kita menyudutkan pihak pemerintah Myanmar, pasti Rohingya akan terkena dampaknya. Kita akan dilarang untuk menyalurkan bantuan ke Rohingya lagi,” jelas Meaty menguatkan Dr Zackya yang baru saja datang dari Rohingya.
Seperti diketahui, September lalu, 5 relawan kemanusiaan MER-C 5, yaitu; dr. Yogi Prabowo, SpOT (Ketua Tim), dr. Zackya Yahya, SpOk, dr. Meaty F, dr. Kresna Agung dan Azis Muslim (staf logistik) diberangkatkan untuk melaksanakan misi kemanusiaan ke Myanmar.
Tim medis MER-C pertama ini bertugas untuk melakukan assessment awal kondisi konflik Myanmar serta kebutuhan para korban dan pengungsi. Tim juga sempat melakukan pelayanan kesehatan kepada para pengungsi dan menyalurkan bantuan uang serta obat-obatan.*