Hidayatullah.com–Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi berjanji akan memperbaiki kualitas pelayanan saat “mabit” atau bermalam di Muzdalifah.
Ketua PPIH Syaerozi Dimyati di Jeddah, Kamis (08/11/2012) mengatakan, berdasarkan evaluasi pelaksanaan ibadah haji kali ini, diperlukan sejumlah perbaikan saat mabit di Muzdalifah.
“Tahun depan PPIH akan mempertimbangkan penyediaan tenda di Muzdalifah dan penyediaan air minum,” katanya.
Saat mabit di Muzdalifah musim haji tahun ini, masih ditemukan sejumlah jamaah yang tidak terangkut ke Mina hingga pukul 10.45 waktu Saudi.
“Mereka kepanasan dan kehausan,” kata Syaerozi.
Ia mengemukakan bahwa saat itu bus yang digunakan untuk mengangkut jamaah tidak bisa kembali karena umat di Mina tumplek dan menghalangi jalan untuk ke Muzdalifah.
Bus tersebut seharusnya berjalan 6-7 kali pulang pergi, tetapi kenyataannya hanya 4-5 kali sehingga sejumlah jamaah telantar di Muzdalifah.
PPIH mendapat informasi tersebut lalu mengadakan kontak ke Naqaba (konsorsium perusahaan bus) dan meminta bus apa saja agar dikerahkan mengangkut jamaah tersebut.
“Naqaba akhirnya menggunakan bus jamaah Turki untuk mengangkut jamaah Indonesia,” kata Syaerozi.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut juga dipertimbangkan untuk melakukan kontrak eksklusif dengan perusahaan bus tertentu yang dinilai lebih baik dengan konsekuensi penambahan biaya transportasi.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan, kualitas bus yang mengangkut jamaah dari Jeddah ke Madinah atau ke Makkah atau Madinah ke Makkah atau sebaliknya tidak merata.
Terdapat bus yang bagus tetapi ditemukan juga bus yang tidak bagus dengan bagasi terbatas dan ditampung di atas atap bus.
Kejadian satu bus terbakar dan menghanguskan tas jamaah juga menjadi catatan penting Kementerian Agama RI. “Kita sudah melakukan pembicaraan dengan perusahaan Abu Sarhad dan Naqaba, mereka bilang kontrak dengan Indonesia adalah paket. Jika ingin lebih baik maka ada penambahan biaya,” kata Syaerozi.
Paket yang dimaksud adalah, paket bus yang disediakan konsorsium perusahaan bus yang tergabung dalam Naqaba. Dalam paket tersebut terdapat beragam kualitas bus, dari yang berkualitas pariwisata dengan penyimpanan koper di bagian bawah badan hingga bus dengan penampungan koper yang sempit dan ditumpuk di atas atap.
Menyinggung tentang asuransi bagi koper jamaah yang terbakar, Syaerozi mengatakan perusahaan bus belum memberi ganti rugi karena uang 1.000 riyal yang diberikan ke jamaah adalah uang santunan, bukan ganti rugi dari perusahaan asuransi.
“Perusahaan asuransi sedang menghitung ganti rugi yang layak atas kebakaran koper tersebut,” kata Syaerozi, seperti dilansir Antara.*