Hidayatullah.com—Kementerian Haji Arab Saudi menolak permintaan lebih dari 200 perusahaan penyelenggara perjalanan haji/umrah yang mengajukan perpanjangan visa jamaah yang saat ini berada di Makkah dan Madinah agar dapat langsung ikut menunaikan ibadah haji, kata Wakil Menteri Haji Hatim Qadi.
Dalam wawancara dengan Arab News yang dirilis Rabu (28/8/2013) Qadi mengatakan, “Instruksi dan peraturan dari kementerian sudah jelas dan tidak diragukan lagi dalam masalah ini, yaitu tidak ada visa umrah yang bisa diperpanjang dan mereka [jamaah-red] tidak bisa tinggal untuk melaksanakan haji.”
“Siapa saja yang tinggal hingga akhir musim haji berarti melanggar peraturan, dan akan dikenai sanksi sebagaimana mestinya. Izin operasional dari perusahaan yang bertanggungjawab akan dicabut selama satu tahun,” tegas Qadi memperingatkan tentang peraturan visa dan sanksinya.
“Sampai hari Senin, terdapat 15.000 jamaah umrah di Makkah dan Madinah, turun dari 52.000 orang pada pekan lalu. Hal ini menunjukkan tanda nyata bahwa perusahaan-perusahaan umrah berkeinginan kuat agar orang-orang meninggalkan Arab Saudi pulang kembali ke negaranya, dan mereka menindaklanjuti serta mengikuti prosedur yang berlaku dalam bisnisnya,” imbuh Qadi.
Menteri Haji Bandar Hajjar menyatakan terkesan dengan kinerja komite-komite pemantau dan tindak lanjut yang berupaya memastikan bahwa jamaah umrah kembali pulang ke negara asalnya dan tidak ada yang tinggal di dua kota suci.
“Menurut saya menjelang akhir pekan ini semua jamaah umrah yang tesisa akan meninggalkan Arab Saudi menuju negara-negara mereka,” kata Qadi.
Wakil menteri itu menambahkan, jamaah haji dari luar negeri sudah mulai berdatangan.
“Tiga hari ini kami mulai melihat adanya kelompok-kelompok orang yang datang untuk menunaikan ibadah haji. Jumlah keseluruhan mereka yang sudah datang sampai saat ini 300, kebanyakan dari India. Mayoritas merupakan manula pensiunan,” papar Qadi.*