Hidayatullah.com–Sesuai Rencana Perjalanan Haji (RPH), puncak haji atau wukuf di Arafah jatuh tanggal 3 Oktober 2014. Untuk hal tersebut jamaah diimbau menjaga dan menghemat tenaganya.
“Saya imbau jamaah haji tenaganya dihemat. Cuaca di Arab Saudi cukup panas, di Madinah tercatat 42 derajat. Dan karena puncak haji baru terjadi tanggal 3 Oktober nanti, masih cukup jauh, maka lalu jangan sampai jamaah mengalami kelelahan,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil, Jumat (19/9/2014) sore.
Abdul Djamil berpesan agar jamaah memperbanyak minum supaya terhindar dari dehidrasi, makan makanan yang bergizi dan berkalori cukup.
Bagi jamaah di Madinah yang sedang melaksanakan arbain, Djamil menegaskan, semua divisi katering sudah mengecek kembali ke dapur katering untuk memastikan konsistensi kriteria yang sudah ditetapkan, menyangkut misalnya takaran atau gramasi nasi dan daging.
“Penyedia katering tidak boleh keluar dari patokan yang telah kita tetapkan, lalu tingkat keamanan atau higinitasnya jangan sampai makanan itu basi, karena itu termasuk pelanggaran berat,” katanya. Komposisi makanan, ada unsur daging atau variasi dengan ikan, ada unsur sayuran, dan buah.
“Dari aspek konsumsi katering kita harapkan bisa membantu para jamaah haji menjaga stamina mereka,” ujar Djamil.
Imbauan lain, manakala dirasakan kurang enak badan, segera berkonsultasi ke dokter yang menyertai mereka di kloter, atau di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah, Madinah, dan di Bandara Jeddah.
“Jangan segan-segan berkonsultasi dengan dokter,” terang Djamil, dilansir laman Kemenag.
Dituturkan Djamil, jamaah ketika di Makkah membutuhkan stamina yang tinggi karena mobilitas dari rumah atau pemondokan ke Masjidil Haram. 70 persen dari mereka harus naik bis (bis shalawat) yang sudah disediakan oleh Kemenag dan beroperasi 24 jam.
“Ada 453 bus yang melayani jamaah di Makkah, hilir mudik dari pemondokan ke Masjid Haram. Tentu staminanya harus kuat, serta harus dihemat tenaga untuk wukuf nanti di Arafah,” pesan Djamil.*