Hidayatullah.com– ‘Internasionalisasi’ terhadap dua Kota Suci, Makkah dan Madinah, serta atas pengelolaan haji dan umrah merupakan upaya kelompok kecil yang ingin eksis. Kelompok tersebut pun diyakini dibekingi oleh suatu kepentingan.
Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nasir (UBN), dalam konferensi pers di AQL Islamic Center, Jakarta, Kamis (15/02/2018) menyikapi wacana tersebut.
“Melihat fenomena adanya kelompok diskusi kecil yang bisa dikatakan tidak mewakili sedikit pun mayoritas bangsa Indonesia, kelompok ini hanya kelompok diskusi yang berwacana yang seakan-akan mengembor-gemborkan mewakili Indonesia.
Baca: MOI-MIUMI Menolak Keras Internasionalisasi Pelayanan Haji dan Umrah
Oleh karena itu, pihaknya melihat, jika diskusi tersebut ada benarnya, mungkin Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sudah lebih dahulu membahas dalam rapat-rapat internasionalnya,” ujar UBN.
Ia menambahkan, ‘sekelompok kecil yang di-back up oleh satu kepentingan dan ingin eksis’ itu sama sekali tidak mewakili kepentingan Indonesia.
Sehingga, dalam konferensi pers itu, MIUMI dan Majelis Ormas Islam (MOI) menolak keras wacana internasionalisasi dua Tanah Suci.
Penolakan ini demi tetap berlangsungnya pembangunan di sekitar Masjidil Haram, dan demi tetap lancarnya peribadatan umat Islam seluruh dunia khususnya Makkah dan Madinah saat melaksanakan haji maupun umrah.* Zulkarnain