Hidayatullah.com– Jamaah haji Indonesia gelombang pertama terus berdatangan ke kota Madinah, Arab Saudi. Selama 7-8 hari ke depan para jamaah akan melaksanakan Arbain di Masjid Nabawi Madinah.
Selama di Madinah, jamaah calon haji Indonesia akan menginap di hotel yang jaraknya tidak terlampau jauh dari Masjid Nabawi (Markaziyah).
Suhu udara Madinah pada siang hari yang berkisar antara 35 – 45 derajat. Kondisi merupakan tantangan tersendiri bagi jamaah yang hendak melaksanakan Arbain di Masjid Nabawi.
Oleh karena itu, pihak Kementerian Kesehatan RI berpesan kepada para jamaah agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), mengingat suhu udara di Arab Saudi yang sangat panas.
Perilaku PHBS perlu dilakukan juga supaya kondisi kesehatan jamaah tetap terjaga sehingga dapat menjalankan ibadah haji dengan baik dan maksimal.
Sementara Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr Amsyar Akil mengatakan, hingga hari ketiga, Senin (08/07/2019) malam Waktu Arab Saudi, pihaknya sudah menerima 18 pasien.
Tiga dari 18 pasien tersebut sudah kembali pulang ke rombongan masing-masing. Sementara pasien yang harus rawat inap ada 9 pasien, yakni dua pria 4 wanita dan pasien psikiatri 3 orang. Sedangkan yang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi ada empat pasien.
Amsyar menyebutkan bahwa rata-rata keluhan pasien/jamaah haji Indonesia adalah gangguan psikiatri, seperti demensia. Pihaknya melihat bahwa pencetus terjadi gangguna kesehatan itu adalah dehidrasi.
“Selain itu, kami juga menerima pasien bedah, faktur tempurung lutut, sulit buang air yang ternyata pembesaran prostat, kemudian pasien dislokasi lutut, kemudian selebihnya pernapasan,” ujar dr Amsyar di Madinah, Selasa (09/07/2019) waktu setempat.
Baca: Calon Haji Dipulangkan karena Hamil, 1 Jamaah Wafat di Madinah
Alas Kaki
Terkait suhu udara Madinah pada siang hari yang begitu panas, jamaah diimbau agar selalu menggunakan alas kaki khususnya sebelum masuk Masjid Nabawi.
“Jangan membuka alas kaki sebelum pintu masjid karena khawatir kakinya melepuh. Amankan alas kaki, jangan sampai hilang,” ujar Komandan Tim Gerak Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi 2019 dr Erwinsyah Erick di Madinah.
Suhu panas membuat lantai Masjid Nabawi menjadi panas. Karena itu, jamaah harus memakai alas kaki dan diminta untuk melepasnya saat berada di depan pintu masjid.
Disebutkan, pada umumnya jamaah haji usia lanjut kerap bermasalah dengan kaki yang melepuh. Jamaah Indonesia lansia masuk ke masjid membuka sandalnya tidak tepat di depan pintu, tapi saat posisinya masih jauh dari pintu masjid.
“Yang seringkali terjadi adalah mereka lupa menaruh sandal di pintu sebelah mana,” sebut Erick. Akibatnya jamaah itu terpaksa berjalan di lantai Masjid Nabawi yang tengah diterpa cuaca panas. Hal ini membuat kaki jadi melepuh karena menginjak lantai yang panas.
“Untuk pulih butuh 5-10 hari. Kan kasihan jadi tidak bisa beribadah dengan maksimal,” ungkapnya.
Lebih jauh diterangkan, di Masjid Nabawi yang juga merupakan sektor khusus (seksus), TGC akan bersinergi dengan tim perlindungan jamaah (linjam) dan unsur lain siap memberikan layanan bagi jamaah di Masjid Nabawi.
“Tim posisinya menyebar. Kami saling komunikasi jika ada kejadian,” ucapnya.
Baca: Klinik Kesehatan Haji Indonesia Juga siap Layani Warga Saudi
Erick menyarankan jamaah yang lupa menaruh alas kaki, atau kehilangan alas kaki bisa menghubungi sektor khusus di pintu 21, di sana disediakan sandal.
Jamaah haji Indonesia pun diimbau agar tetap memperhatikan kesehatan diri. Selalu menyiapkan alat pelindung diri saat keluar hotel. Seperti membawa payung, topi, masker, atau apapun yang dapat melindungi diri dari paparan sinar matahari.
“Usahakan menyemprot wajah dengan air sesering mungkin. Jangan lupa banyak minum air putih yang tersedia di tiap tempat untuk mencegah dehidrasi,” imbaunya.
Untuk diketahui, KKHI dilengkapi ruang IGD yang dengan 11 tempat tidur, alat bantuan dasar medis, lifesaving, stimulator detak jantung (defibrillator) dan dokter jaga. Berseberangan dengan ruang IGD terdapat ruang ICU dengan kapasitas 9 tempat tidur. Selain itu, ada juga poli umum, apotek, laboratorium dan depo obat-obatan.
Selain melayani jamaah haji Indonesia reguler dan jamaah haji khusus, klinik tersebut juga melayani warga Arab Saudi yang membutuhkan pelayanan.* SKR/MCH/KMK