Hidayatullah.com — Komisi VIII DPR RI membuka hasil evaluasi sementara mereka terhadap penyelenggaraan ibadah haji 1443 H / 2022 M. Hasil evaluasi tersebut mengungkap pelayanan haji tahun ini belum sesuai janji.
Komisi VIII DPR mengatakan menemukan sejumlah kekurangan, di antaranya soal pelayanan kepada jemaah haji Idi Makkah, Arafah, Mina, Mudzdalifah (Armuzna), dan Madinah tidak sesuai dengan yang dijanjikan hingga soal koper jemaah mudah rusak.
“Dalam penyelenggaraan haji yang digelar setelah dua tahun pandemi Covid-19, kami mencatat masih ada kekurangan yang dirasakan para jamaah,” kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022).
Ada setidaknya empat poin yang menjadi sorotan Komisi VIII DPR. Poin pertama yang dibahas soal pelayanan untuk jemaah haji Indonesia.
“Pertama, pelayanan Armuzna masih belum sesuai dengan yang dijanjikan. Biaya Armuzna yang pada tahun-tahun sebelumnya sebesar pada kisaran 1.500 SAR, tahun ini mengalami kenaikan menjadi 5.531 SAR tak sebanding dengan pelayanan yang dirasakan para jemaah,” ucap Ace.
Selanjutnya soal jarak antara tempat jemaah menetap selama haji dengan tenda di Mina. Ace menilai jarak antara tempat jemaah dengan tenda di Mina terlalu jauh.
“Kedua, jarak tenda di Mina dengan jemaah masih jauh hingga 7 KM sehingga menguras stamina jemaah,” terang Ace.
Komisi VIII DPR mengungkap 4 catatan hasil evaluasi haji 1443 H yang menjadi sorotan:
- Pertama, pelayanan Armuzna masih belum sesuai dengan yang dijanjikan. Biaya Armuzna yang pada tahun-tahun sebelumnya sebesar pada kisaran 1.500 SAR, tahun ini mengalami kenaikan menjadi 5.531 SAR tak sebanding dengan pelayanan yang dirasakan para jemaah.
Pelayanan jemaah sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Tambahan terakhir untuk biaya Armuzna yang kami setujui sebesar Rp 1,5 triliun.
- Kedua, jarak tenda di Mina dengan jemaah masih jauh hingga 7 KM sehingga menguras stamina jemaah. Seharusnya, dengan kapasitas terbatas penempatan jemaah bisa diberikan pada jarak yang lebih dekat, tidak seperti kondisi haji sebelumnya banyak jemaah yang kena dehidrasi dan kelelahan.
- Ketiga, dari segi kesehatan, beberapa tempat layanan kesehatan ditemukan masih adanya rekam medis jamaah yang tidak ter-update. Sehingga treatment tenaga kesehatan dalam melayani jemaah masih menggunakan rekam medis tahun 2020. Ini Tentu berpengaruh terhadap layanan kesehatan jamaah.
Secara umum pelayanan kesehatan sudah baik, walaupun pengadaan obat harus diperbanyak sesuai dengan penyakit yang pada umumnya dirasakan jemaah, seperti batuk, pilek, dan sesak nafas.
- Keempat, perlu ditingkatkan pelayanan manasik haji para jemaah. Banyak jemaah yang tidak tergabung dalam kelompok bersama Ibadah Haji (KBIH) tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam menjalankan manasiknya. Hal ini perlu difasilitasi Kementerian Agama.
YUK IKUT.. WAKAF ALAT & SARANA
DAKWAH MEDIA
Sarana dan alat Dakwah Media, senjata penting dalam dakwah.
Wakaf dan jariyah Anda sangat membantu program Dakwah Media.
Transfer ke Rekening : Bank BCA No Ac. 128072.0000 (An Yys Baitul Maal Hidayatullah)
Klik Link : https://bit.ly/DakwahMediaGhazwulFikri