Lebih dari 400 ribu orang tumpah ruah di jalan-jalan kota London, Sabtu 28 September 2002, lalu menentang rencana AS dan Inggris menyerang Irak, dan mengutuk agresi Israel yang sampai sekarang masih berlangsung terhadap Palestina. Demo terbesar yang pernah terjadi di Eropa ini diorganisir oleh MAB (Muslim Association of Britain) dan Stop The War Coalition (STWC) dan didukung oleh organisasi-organisasi muslim dan non-muslim lainnya.
Dimulai dari depan station kereta embankment dan langsung menuju gedung parlemen para pendemo meneriakkan ‘Allahu Akbar” sepanjang jalan, tiupan-tiupan peluit yang kadang membuat telinga bergema, dan juga yel-yel yang menentang rencana perang tersebut. Tidak terkecuali ketika melewati Downing Street (kantor Tony Blair) yang dijaga ketat aparat keamanan, yang dalam beberapa minggu belakangan ini mendapat kritikan keras baik dari pihak partainya, maupun dari warga Inggris sendiri.
Terbukti dari jejak pendapat yang dilakukan oleh BBC dalam acara debat di TV, lebih dari 60% warga Inggris menentang perang. Demo yang berakhir di Hyde Park ini secara keseluruhan berlangsung aman dan penuh harmoni, dan juga mengundang simpati dari berbagai kalangan.
Mereka menyampaikan seruan keras kepada pemerintah Inggris dan dunia untuk menolak kebijakan-kebijakan AS. Pidato-pidato dari kalangan tokoh-tokoh agama, politik, dan masyarakat seperti Dr. Azzam Tamimi (MAB), Afzal Khan (UK Islamic Mission), Jeremy Corbyn MP, Walikota London Ken livingstone, Scott Ritter (mantan anggota UN penyelidik senjata untuk Irak), dan masih banyak lainnya ini disambut secara entusias oleh kerumunan yang luar biasa banyaknya tersebut.