Inilah bedanya antara rakyat Thailand dengan Indonesia. Negara tetangga Indonesia yang dikenal sebagai negara Pagoda itu tengah mempelopori boikot terhadap produk Amerika Serikat (AS) sebagai tanda protes terahadap sikap AS yang melakukan agresi ke Iraq. Korban pertama pemboikotan itu adalah perusahaan minuman raksasa Coca Cola Thailand. Perusahaan itu menjadi sasaran sentimen kemarahan rakyat Thailand terhadap aksi penyerangan AS. Sebagaiana diketahui, perusahaan Coca Cola Thailand telah dilisensi perusahaan Haad Thip Plc yang terletak di sisi selatan Thailand. Perusahaan itu melayani 14 provinsi dan pada tahun lalu telah melakukan penjualan hingga 1,6 miliar Baht atau setara dengan US $37,3 juta. “Kami mendengarkan aspirasi para pemrotes dan menghormatinya, kata Direktur Utama Haad Thip Plc, Phairoch Rattakul, seperti dikutip Bangkok Post. Kami tidak akan membuka gudang kami hingga mereka memahami bahwa perusahaan kami tidak dimiliki Amerika. Penawaran produk coke sebaik Fanta dan Sprite yang diharapkan memperkuat hasil pnjualan di kawasan selatan. Para ulama dan negarawan Thailand, terutama di selatan yang menjadi basis 2,5 juta umat Muslim, telah menyerukan untuk memboikot produk-produk Amerika Serikat serta dari Inggris dan Israel. Media Thailand pada minggu ini menunjukkan kelompok pemuda Muslim mengosongkan botol Coke dan Pepsi di Bangkok dan kota-kota di daerah selatan. McDonalds Indonesia Tetap Ramai Di Indonesia, agresi AS ke Iraq juga telah menimbulkan aksi serupa. Di Surabaya, Jumat (21/03) hampir 2000 komponen ummat Islam melakukan penyegelan terhadap warung waralaba milik AS di Jalan Dr. Soetomo. Aksi yang dilakukan dengan cara mengunci pintu dan menempeli pamflet bertuliskan “Disegel” pada restaurant McDonalds (MD) dengan rantai itu ditunjukkan sebagai bentuk protes sikap AS. Protes serupa juga terjadi di kota Malang Jawa Timur. Bedanya, aksi boikot itu justru dilakukan oleh kalangan pengusaha. Para pengusaha di Malang mulai melakukan boikot terhadap produk-produk yang berlabel USA. Salah satu pengusaha yang mulai melakukan boikot itu adalah Grup GAMA. GAMA, sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang makanan ayam goreng, resto, printing, dan belanja ini, mulai Sabtu (22/03) lalu melakukan penolakan terhadap produk-produk dari negeri Paman Sam itu. Menurut Humas Grup Gama, Bachtiar Djanan M, langkah yang dilakukan Grup GAMA tersebut, diikuti baik secara individu maupun kelompok. “Tentunya bagi masyarakat yang seide, yang cinta perdamaian, perikemanusiaan, dan ketuhanan,” ungkap Bachtiar. Aksi menentang agresi AS ke Iraq juga dilakukan Di Samarinda, kader Partai Keadilan (PK) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar demo di depan PT Vico Indonesia –salah satu perusahaaan milik investor AS– di Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar). Mereka bergerak pukul 09.00 wita. Sekitar 500 peserta PK dan PKS beriring -iringan dengan kendaraan roda dua dan empat. Mereka juga mengusung aneka poster dan spanduk berisi tentangan terhadap AS. “Boikot produk-produk Amerika,” kata salah seorang demonstran. Walau demikian, produk-produk merk AS tetap masih ramai diminati di Indonesia. Selain McDonalds, beberapa waralaba dan produk AS seperti Kentucky Frued Chicken (CFC), California Frued Chicken (CFC), Coca Cola masih terus dikunjungi masyarakat. Termasuk kalangan Islam. (AFP/TI/Sy/JP/Cha)