Hidayatullah.com–Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan kepada jajaran kabinetnya untuk membuat konsep pengembangan Mekah, Mina, Arafah dan a Masya`ir Al-Muqaddasah seperti dikutip harian Arab News edisi Selasa, mengutip Kantor Berita Arab Saudi SPA dari Situs Informasi Haji, Selasa.
Raja Fahd mengemukakan perencanan 20 tahun untuk pengembangan kota suci Mekah, Madinah serta Masya`ir Muqaddasah karena kebutuhan yang semakin mendesak.
Perintah ini diarahkan kepada Menteri Pembangunan dan Perkotaan Pangeran Mitab. Gubernur Mekah, Gubernur Madinah serta Menteri Haji termasuk dalam komisi pengembangan ini.
“Mereka bisa mengundang pihak luar negeri yang berminat untuk berpartisipasi,” kata pernyataan kerajaan itu yang dimaksudkan agar pembangunannya bisa segera dilakukan secepatnya sesuai perencanaan.
Komisi ini dalam waktu dekat akan mengajukan usulannya dalam rangka itu. Direktur Urusan Haji Kementerian Haji Arab Saudi Mansour Al-Turki, juga telah membuat perencanaan pembangunan terowongan di bawah tanah yang mengarah ke jamarat untuk pejalan kaki.
Sejak peristiwa Mina pada Minggu 1 Februari pagi lalu, jemaah haji kini mulai bergerak dalam bentuk kelompok-kelompok kecil antara lima hingga lima belas orang. Masing-masing kelompok dipimpin seorang dengan membawa bendera dan seorang lagi yang membawa mikropon.
Menurut harian Al-Jazirah, pengelompokan ini kentara sekali, bahkan juga termasuk jemaah haji asal Arab Saudi sendiri (hujjaj ad-dakhili) yang juga membuat pengelompokan pada saat melempar jumrah.
Selasa (3/2), kemarin, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Muzadi menegaskan Departemen Agama dan pemerintah Arab Saudi perlu mengatur kembali pelaksanaan jumrah dalam ritual ibadah haji.
Menurut Hasyim, perbaikan tersebut meliputi cara pelaksanaan jumrah di Mina. Dengan begitu, para jemaah tak akan menumpuk pada satu titik dan waktu yang sama.
Misalnya, dari teknis Indonesia, para jemaah akan diberitahu kapan akan melaksanakan jumrah. Sedangkan dari pihak Arab Saudi memberikan jadwal waktu pelaksanaan kepada gelombang-gelombang jemaah yang akan melakukan jumrah.
Terus Berulang
Sebanyak 244 jemaah haji tewas akibat terjatuh dan terinjak-injak saat sekitar dua juta orang berdesakan berebut untuk segera menuju lokasi melempar jumrah di Jembatan Jamarat menuju Mina, Ahad kemarin. 54 orang diantaranya dikabarkan dari Indonesia.
Musibah di Mina telah berulang kali dalam beberapa tahun ini, pada tahun lalu, sedikitnya 14 jamaah haji meninggal dunia pada hari pertama pelemparan batu jumrah.
Tahun 2001 sebanyak 35 jamaah haji meninggal dunia, pada 1998 terdapat 118 orang meninggal dan 180 terluka. Musibah terburuk pada tahun 1990, dengan jumlah korban yang lebih besar.
Musibah haji tahun 1994 membawa korban 270 orang, 1998, 119 orang. Selain peristiwa berdesakan, 350 jemaah juga bertemu maut karena kebakaran di Mina pada 1997.
Bagiamanapun, pemerintah Arab Saudi sebagai penyelenggara tunggal ibadah haji merupakan pihak yang sangat bertanggungjawab. Pernyataan Arab Saudi yang mengatakan bahwa tragedi Mina adalah risiko ibadah bukanlah cerminan bijak tuan rumah ibadah haji. (an/aj)