Hidayatullah.com–Dalam bukunya, “Republik, Agama dan Harapan” Sarkozy berpendapat undang-undang kuno itu sebaiknya diganti supaya pemerintah bisa mendanai mesjid-mesjid di Perancis.
Nicolas Sarkozy kembali menjadi berita besar, dengan menyentuh persoalan yang sangat peka di Perancis, yaitu bagaimana mengintegrasikan 5 juta warga Muslim di negara itu, dan mencegah fundamentalisme di kalangan pemuda Muslim.
Kalau Gagasan Nicolas Sarkozy untuk memberi dana negara kepada masjid-masjid di Perancis diterapkan, artinya undang-undang yang memisahkan agama dan negara diubah.
Padahal banyak warga negara Perancis menganggap keramat undang-undang sekuler tahun 1905 itu .
Undang-undang itu belakangan diperkuat oleh undang-undang baru yang kontroversial, yang melarang simbol-simbol keagamaan di sekolah.
Aturan ini berlaku untuk semua agama, tetapi tujuan utamanya adalah agar siswi-siswi muslimah tidak memakai jilbab ke sekolah.
Nicolas Sarkozy mengatakan ummat Islam di Perancis adalah pendatang yang relatif baru, sehingga memerlukan bantuan.
Sarkozy berpendapat justru berbahaya bagi Perancis adalah kalau orang-orang Islam terpaksa sembahyang di ruang bawah tanah atau garasi, karena jumlah masjid tidak cukup.
Hal ini menurutnya akan membuat kelompok-kelompok fundamentalis semakin sulit diketahui.
Nicolas Sarkozy melemparkan gagasannya sebelum dia mengambil alih jabatan pemimpin partai UMP bulan depan, partainya presiden Jacques Chirac. Akibatnya, kini, dia tidak boleh merangkap sebagai menteri.
Sarkozy secara terbuka sudah menyatakan ambisinya untuk menjadi presiden pada pemilihan tahun 2007.
Dalam pemilihan itu, persoalan integrasi Islam ke dalam politik Perancis bisa menjadi salah satu tema besar. (bbc)