Hidayatullah.com–Quiana Pugh (25) dari Dearborn, negara bagian Michigan ditolak bekerja setelah manajer resto memberi pilihan agar dirinya membuka jilbab. Jika menolak, ia tidak akan direkrut sebagai karyawan. Nasib serupa dialami Toi Whitfield (20) dari Kota Detroit.
Ia ditolak bekerja di cabang McDonald's di Dearborn pada November 2006. Keduanya mengajukan gugatan diskriminasi terhadap resto terbesar itu di Pengadilan Sirkuit Wilayah Wayne.
Banyak Muslim Amerika mengeluh telah diperlakukan diskriminasi dengan alasan agama. Bulan lalu, calon presiden dari Demokrat, Barack Obama, minta maaf terhadap dua wanita Muslim karena mereka tak boleh duduk di belakangnya dalam kampanye hanya karena alasan memakai jilbab.
Januari lalu, seorang pelari terkenal SMA di AS dikeluarkan dari pertandingan karena memakai baju yang memungkinkannya bertanding sambil tetap mengikuti syariah Islam. Islam menganggap jilbab sebagai kewajiban berpakaian untuk wanita, bukan simbol agama. Ada sekitar tujuh juta orang Muslim yang tinggal di AS.
Kebijakan McDonald's yang anti-jilbab memicu kecaman di kalangan pengacara dan Muslim Amerika. Dewan Hubungan Islam Amerika CAIR juga mengutuk posisi manajer itu yang dianggap 'rasis'.
Restoran Dearborn termasuk satu dari dua resto cabang McDonald's di AS yang menjual makanan halal.
Menurut Whitfield, gugatan terhadap McDonald's bertujuan untuk melindungi para gadis berjilbab lain dari perlakuan diskriminasi.
Umat Islam di Amerika menjadi peka setelah hak-hak sipil mereka berkurang sejak serangan berdarah 11 September 2001. [iol/htb/www.hidayatulah.com]