Hidayatullah.com—Amerika Serikat (AS) dalam operasi yang digelar dalam sebulan terakhir di barat Afghanistan adalah langkah keliru. Sebagaimana dilansir kantor berita Reuters dari Washington Rabu (3/6), situs koran New York Times menulis, “Jika pokok dan poin penting diperhatikan, setidaknya militer membatalkan enam operasi di Afghanistan.”
Mengutip seorang pejabat militer yang tidak ingin namanya disebutkan, New York Times menambahkan, “Pasti jumlah korban tewas di pihak warga Afghanistan dalam serangan militer AS dapat ditekan jika tentara AS berpegang pada prinsip khususnya soal minimalisasi korban”.
Penyesalan Terlambat
Sementara itu pejabat Amerika mengatakan, penyelidikan militer mengungkap kesalahan besar ketika pasukan keamanan mengebom posisi-posisi Taliban di Afghanistan bulan Mei lalu.
Puluhan warga sipil tewas dalam serangan udara di provinsi Farah. Sebagian serangan tersebut seharusnya bisa dibatalkan, bila aturan main diikuti dengan seksama, kata para pejabat Amerika yang dikutip media.
Sementara itu, jenderal yang ditunjuk sebagai komandan baru Amerika di Afghanistan mengatakan, korban sipil harus ditekan.
Jenderal Stanley McChrystal mengatakan, korban sipil akibat serangan pasukan pimpinan NATO dan Amerika, bisa menjauhkan rakyat Afghanistan.
Jatuhnya korban sipil semakin menimbulkan kemarahan masyarakat di Afghanistan dan menimbulkan perpecahan antara pemerintah Amerika dan pemerintah Afghanistan.
Laporan militer Amerika tersebut akan diumumkan pekan ini. Pemerintah Afghanistan mengatakan, 140 orang terbunuh dalam serangan awal bulan Mei, sementara Amerika mengatakan korban tewas mencapai 20 hingga 30 orang.
“Personil Amerika melakukan kesalahan besar dalam melakukan sebagian serangan udara di Afghanistan barat tanggal 4 Mei yang menewaskan puluhan warga Afghanistan,” lapor New York Times, mengutip seorang pejabat senior Amerika yang tidak disebutkan namanya.
“Dalam beberapa insiden yang memang tercatat, ada ancaman nyata. Pilihan tentang bagaimana menangani ancaman tersebut tidak sesuai dengan aturan main yang ada,” kata pejabat tersebut.
“Kesalahan dibuat,” dalam serangan, lapor kantor berita Associated Press yang juga mengutip seorang pejabat.
Dalam satu insiden, kompleks bangunan yang diduga digunakan untuk menggalang massa, diserang meski lokasinya di daerah pemukiman yang padat penduduk dan tidak ada ancaman nyata, lapor New York Times.
Jenderal McChrystal, Direktur Kepala Staf Gabungan, bulan lalu ditunjuk untuk menggantikan Jenderal David McKiernan dan saat ini menunggu persetujuan Senat Amerika.
Pengangkatan Jenderal McChrystal ini terjadi pada saat Amerika menambah pasukan di Afghanistan dan bersiap-siap mengubah strategi dalam menghadapi Taliban.
Selama kepemimpinan McKiernan di Afghanistan, pasukan AS sering mendapat sorotan karena diindikasikan terlibat dalam beberapa kali aksi kekerasan di sana.
Beberapa waktu lalu, pemerintah Afghanistan mengumumkan, serangan udara militer AS bulan lalu di barat negara ini, menewaskan 140 orang warga sipil. [irb/bbc/irb/hidayatullah.com]