Hidayatullah.com–Asosiasi yang membawahi jenis usaha ini, The British Beer & Pub Association, menjelaskan, angka tersebut sepertiga lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laporan tersebut juga menyebutkan dampak dari memburuknya kondisi ekonomi saat ini, mengakibatkan banyak pub lokal yang lebih kecil dan menyasar pelanggan di tingkat komunitas, rentan tutup.
Penelitian yang dilakukan oleh lembaga tersebut mengatakan, bisnis berbasis pangan ini sebenarnya punya peluang lebih baik untuk bertahan pada saat resesi.
Dalam laporan itu pula disebutkan, pub dengan label besar serta kafe yang mempunyai model seperti bar, tiap minggu muncul dua buah.
“Banyak pub yang sudah memperluas jenis ragam bisnisnya, namun sayangnya pub yang diperuntukkan bagi pasar untuk masyarakat yang lebih terbatas jumlahnya, pub itu tidak bisa berubah menjadi sebuah pub bergaya modern khas kota besar,” jelas salah satu juru bicara asosiasi itu.
“Dampak terbesar akibat kondisi ekonomi saat ini adalah semakin sedikitnya orang pergi keluar menghabiskan uangnya di pub atau bar di manapun mereka berada,” katanya.
Pengangguran
Angka rata-rata penutupan pub ini merupakan yang tercepat sejak pendataan jumlah pub di Inggris mulai dilakukan pada tahun 1990.
Jumlah pub yang tutup mencapai 2.377 pub pada tahun lalu dari jumlah keseluruhan 53.466 pub di seluruh Inggris.
Kepala Eksekutif Asosiasi Pub di Inggris, David Long, mengatakan, tekanan ekonomi akibat resesi saat ini telah mengakibatkan adanya pelarangan terhadap konsumsi rokok di beberapa tempat, peningkatan pajak alkohol, dan aturan lain yang membebani mereka.
Dia menambahkan, penutupan pub-pub tersebut juga mengakibatkan 24 ribu lapangan kerja hilang.
Penutupan pub mengakibatkan munculnya penggangguran baru. “Pemerintah harus melihat kembali nilai dan manfaat yang diberikan pub sebagai aset masyarakat,” kata Long.
“Hal ini tidak hanya memberikan keuntungan pada tingkat kebijakan sosial karena menyokong tempat berkumpulnya masyarakat, tapi juga bisa dilihat dari keuntungan finansial dalam konteks pengembalian pajak, khususnya saat kondisi keuangan masyarakat sedang menipis.”
Beberapa perusahaan pengelola pub mengatakan, mereka telah mendapatkan tawaran bantuan keuangan untuk penyewaan tempat supaya mereka bisa tetap membuka usahanya.
Bulan lalu, perusahaan pengelola pub dan makanan buatan, Marston, mengatakan, mereka butuh dana hingga 176 juta poundsterling dari penjualan saham yang mereka lakukan.
Sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan untuk membeli lahan dan mengembangkan pub di kawasan padat penduduk dengan fokus pada penjualan makanan. [bbc/hidayatullah.com]