Hidayatullah.com— Abdul Kahar Ahmad mendakwa dirinya ‘Rasul Melayu’. Ia akhirnya dihukum penjara 10 tahun, hukuman cambuk, dan denda 16.500 ringgit, selepas mengaku bersalah atas lima tuduhan terkait penyebaran ajaran sesat.
Hakim Abu Zaky Mohammad memerintahkan hukuman penjara terhadap Abdul Kahar (59), yang ditangkap pada 16 September lalu.
Abdul Kahar dianggap telah menyebarkan doktrin palsu pada pasal 7 Hukum Pidana Syariah Negeri Selangor (EJSNS) 1995.
Dalam sidang yang dibaca hampir dua jam, Abu Zaky menyebut kesalahan yang dilakukan oleh Abdul Kahar amat serius serta mengancam keselamatan agama, bangsa, dan negara.
“Persoalan melibatkan akidah adalah persoalan pokok yang membedakan antara iman dan kufur, serta syurga dan neraka. Dalam kasus ini, ia bukan saja melibatkan tertuduh, malah turut menjerumuskan masyarakat dalam ajaran yang bertentangan dengan Islam,’’ katanya.
Hukuman terhadap Abdul Kahar disambut dengan tangisan anak-anaknya. Mereka memeluk, sebelum dikirim ke Penjara Kajang untuk menjalani hukuman.
Abdul Kahar pertama kali didakwa atas lima tuduhan pada 2005. Semua kesalahan itu dilakukan antara 2 dan 19 Juni 2005 di No. 44, Jalan Bunga Ros, Kampung Kemensah, Ulu Klang.
Selepas lebih tiga tahun menghilangkan diri, Abdul Kahar berhasil ditahan oleh Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) ketika sedang menonton televisi di rumah kontrakan di Sungai Long, Hulu Langat, Kajang, pukul 9.45 pagi pada 16 September lalu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Klaim Abdul Kahar telah ditunjuk Tuhan melalui cara yang sama seperti Nabi Muhammad sempat membuat Malaysia geger.
Dikabarkan Abdul Kahar juga menolak ibadah haji karena hal itu dianggap sebagai cara Arab Saudi mendapatkan uang.
Selama dalam persembunyiannya, Abdul Kahar pernah menyurati beberapa otoritas pemerintah, mulai dari Perdana Menteri sampai raja-raja untuk mengakui kenabiannya, sambil kerap menerima ancaman pembunuhan. [um/cha/hidayatullah.com]