Hidayatullah.com–Hizbullah menuduh pengadilan yang didukung AS guna menyelidiki pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Libanon Rafiq Hariri, menolak untuk mengejar pelaku kriminal sesungguhnya.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan hari Selasa (5/7), Pengadilan Khusus untuk Libanon (Special Tribunal for Lebanon/STL) adalah untuk menutupi Israel sebagai pembunuh sesungguhnya atas Rafiq Hariri.
“Ketidakadilan terbesar terhadap mantan Perdana Menteri Rafiq Hariri adalah jika menyebutkan bahwa Israel bukanlah pembunuh Hariri,” kata Nasrallah.
Pemimpin Hizbullah tersebut menyampaikan pernyataannya dalam pidato peringatan “Hari Perlawanan Berdarah”.
Nasrallah mempertanyakan kredibilitas Daniel Bellemare sebagai jaksa penuntut umum STL, juga mempertanyakan sejumlah peneliti, ahli hukum, dan penasihat utama untuk Bellemare yang memiliki koneksi dengan CIA dan badan intelijen Israel.
Nasrallah juga menuduh Barat pendukung koalisi 14 Maret untuk mempromosikan ketidakadilan di negara Libanon dengan tidak mempertimbangkan Israel sebagai tersangka dalam pembunuhan Hariri.
Naim Qassem, wakil pemimpin Hizbullah, mengatakan, AS-Israel bergandengan tangan untuk melemahkan perlawanan melalui pengadilan agar mengalami kegagalan.
“Perlawanan (Hizbullah), yang telah meninggalkan tanda pada sejarah dan masa kini, tidak akan terhalang oleh proyek Israel-Amerika di pengadilan tersebut, yang sekarang berada belakang kami, dan tidak ada akan kembali,” kata Qassim.
STL minggu lalu menijatuhkan dakwaan terhadap empat anggota Hizbullah, dengan menuduh mereka memainkan peran dalam pembunuhan Rafiq Hariri di tahun 2005.*