Hidayatullah.com–Seorang uskup Inggris, yang menyangkal Holocaust pernah terjadi, dipanggil oleh pengadilan Jerman dengan tuduhan menghasut kebencian rasial, kata juru bicara pengadilan pada Selasa (10/11) kemarin.
Richard Williamson, dari ultra-konservatif Masyarakat Saint Pius X, membantah tuduhan terhadapnya dan menolak membayar denda 12.000 euro (sekitar 180 juta rupiah), yang memungkinkannya menghindari pengadilan, kata juru bicara itu.
Pengadilan itu belum menentukan tanggal kemungkinan persidangan dan Williamson memunyai hak tidak muncul secara pribadi, tapi menunjuk pengacara untuk menangani perkaranya, kata juru bicara tersebut kepada kantor berita Perancis, AFP.
Williamson memicu kemarahan sekelompok orang pada Januari ketika diwawancarai di dekat Regensburg, Jerman selatan, saat ia mengatakan bahwa tak satu orang Yahudi dibunuh di kamar gas.
Semua itu dusta, bohong, kibul, katanya dalam wawancara tersebut, yang kemudian disiarkan di televisi Swedia.
Uskup itu menyatakan percaya bahwa 200.000 hingga 300.000 orang Yahudi mati di kampung tawanan Nazi, tapi tak satu pun di antara mereka mati di kamar gas.
Pernyataan itu memicu tanggapan sangat luas dari Kanselir Jerman Angela Merkel, yang menyeru Paus Benediktus XVI mengklarifikasi bahwa tidak ada penyangkalan bahwa Nazi membunuh enam juta orang Yahudi.
Skandal itu membawa gaung khusus, karena Nazi Jerman adalah dalang dan pelaku pembunuhan dalam Perang Dunia II serta karena Sri Paus berusia 82 tahun itu ialah bangsa Jerman.
Sebagaimana diketahui, menyangkal kebenaran Holocaust, atau mempertanyakan unsur pokoknya, sangat terlarang di Jerman dan Austria dan pelakunya bisa diancam hukuman penjara dan denda.
Pada tengah September lalu Uni Eropa mengecam pernyataan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bahwa Holocaust merupakan khayalan.
Uni Eropa mengecam pernyataan Presiden Ahmadinejad pada pawai Hari Quds di Teheran, tempat ia mengulangi penyangkalan terkait Holocaust dan hak berdiri negara Israel, kata pernyataan itu.
Pernyataan demikian mendorong gerakan antisemit dan kebencian. Kami menyeru pemimpin Republik Islam Iran memberi kontribusi bagi perdamaian dan keamanan di Timur Tengah, katanya.
Ahmadinejad mengulangi tanggapannya tentang Israel dan khayalan holocaust, yang telah memicu kecaman beberapa negara.
Mereka (kekuatan Barat) menghidupkan khayalan holocaust. Mereka berbohong, memperlihatkan pertunjukan dan kemudian mereka mendukung Yahudi, katanya di tengah teriakan “Mati Israel”, yang dilontarkan pendukungnya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalih bagi pembentukan kekuasaan Zionis merupakan kebohongan, yang bergantung pada pernyataan tak dapat dipercaya. Khayalan dan pendudukan Palestina tak ada kaitan dengan Bencana itu, katanya.
Waktu penguasa ini tinggal menghitung hari dan dalam perjalanan menuju kejatuhan. Penguasa ini sedang sekarat, katanya.
Beberapa negara, termasuk Inggris, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat, mengutuk tanggapan Ahmadinejad itu.
Hamas pada akhir Agustus mengecam PBB, karena badan dunia itu merencanakan mengajar anak-anak Palestina di Jalur Gaza mengenai Holocaust.
Dengan mencap pembasmian bangsa Yahudi oleh Nazi itu sebagai kebohongan Zionis, gerakan pemerintah Jalur Gaza itu menulis dalam surat terbuka pada pejabat tinggi PBB bahwa ia sebaiknya menarik buku sejarah baru di sekolah di Gaza. [afp/ant/hidayatullah.com]