Hidayatullah.com– Seorang Muslimah asal Pennsylvania, Amerika sedang menghadapi tuduhan berat telah merekrut para pelaku “teror” lewat internet. Muslimah bernama Colleen LaRose (46) asal Pennsburg, Pennsylvania ini oleh Amerika dikenai tuduhan berlapis; mendukung aktivitas teror, melakukan konspirasi, dan memberikan kesaksian palsu.
“Dia terancam dakwaan berkonspirasi serta mendukung aktivitas teror, berkonspirasi melakukan pembunuhan di negara asing, memberikan kesaksian palsu kepada pejabat pemerintah, dan berusaha menyembunyikan identitas,” terang Depkeh AS seperti dilansir Associated Press.
Meski LaRose sendiri disebut sudah ditangkap sejak Oktober 2009 lalu, Departemen Kehakiman (Depkeh) AS baru membeberkan kasusnya Rabu (10/3) kemarin.
Selama lebih dari setahun terakhir, LaRose juga disebutkan aktif merekrut pejuang jihad di AS, Eropa dan Asia secara online. Untuk aktivitas di dunia maya itu, dia memakai nama samaran JihadJane atau Fatima LaRose. Selain dituduh telah merekrut pejuang jihad, LaRose juga aktif menggalang dana teror. Dia juga diduga terlibat dalam plot pembunuhan kartunis Swedia, Lars Vilks, yang menggambar Nabi Muhammad pada 2007 lalu.
Saking niatnya (untuk itu), LaRose bahkan rela terbang ke Eropa. Pada Agustus 2009, dia pun hijrah ke Benua Biru itu menggunakan paspor curian. Tujuannya adalah guna berlatih jihad dengan rekan-rekan se-ideologi. “Hanya kematian yang bisa menghentikan saya,” tandasnya, dalam salah satu tulisan di akun MySpace JihadJane, seperti dikutip Agence France-Presse.
Dalam situs tersebut, LaRose juga mencantumkan Syeikh OBL (Osama/Usamah bin Laden) sebagai panutannya. Jika terbukti bersalah, LaRose bisa dijatuhi hukuman seumur hidup, juga denda hingga mencapai USD 1 juta (sekitar Rp 9 miliar).
Tak Jelas
Dalam berkas tudingan terhadapnya yang dilansir Selasa (9/3), wanita yang lahir pada tahun 1963 ini disebutkan telah memanfaatkan Internet untuk merekrut para pelaku teror potensial. Ia juga disebutkan telah melancarkan serangan-serangan teror mematikan termasuk di luar negeri.
Tak jelas, apa yang dimaksud Amerika tuduhan merekrut dan mencari dana lewat internet. Tuduhan seperti ini, kini telah menjadi dasar menculik, memberi stigma seseorang yang belum tentu bersalah.
Sebelum ini, aparat keamanan Belgia juga melakukan tuduhan serupa kepada Malika el-Aroud, perempuan 48 tahun yang menjadi korban polisi Belgia.
Malika mendapat stigma dengan sebutan ‘legenda jaringan teroris cyber’ hanya karena ia adalah mendiang istri Abdessater Dahmane, pejuang Al-Qaidah yang merelakan nyawanya untuk meledakkan bom di depan seorang musuh Taliban dan Al-Qaidah tujuh tahun lalu. Malika hanya disinyalir sebagai aktor intelektual.
“Dia benar-benar aktif sebagai pejuang Jihad yang memberi motivasi,” kata Claude Moniquet, pengamat dari European Strategic Intelligence and Security Center kepada Associated Press beberapa tahun lalu.
Selain itu, sebagai mana diakui Moniquet, tuduhan yang ditimpakan kepada Malika hanya karena ia rajin menyerang Amerika dan Barat dalam bahasa Prancis lewat internet.
“Dialah yang tiga pekan lalu mengirim pesan lewat internet. Dia sangat berbahaya,” kata Moniquet.
Malika adalah pengagum jihad Usamah. Bersama dengan Moez, ia mengelola sebuah situs untuk mempromosikan jihad. Keberadaan situs itu membuat otoritas Swis, tahun lalu, menahan pasangan suami-istri tersebut selama beberapa hari. Situs tersebut dianggap menginspirasi aksi “terorisme”. Penyelidikan terhadap kasus tersebut masih berlangsung hingga kini.
Tuduhan menggalang dana seperti ini, juga dituduhkan pada pemilik situs Arrahmah.com, Muhammad Jibriel belum lama ini. [rtr/afp/cha/hidayatullah.com]