Hidayatullah.com–Setelah negosiasi tak menuai hasil, Taliban mulai menyerbu provinsi terakhir Afghanistan yang tersisa di luar kendali mereka, Panjshir, kata kelompok itu pada Rabu. Dalam pesan baru yang dibagikan, negosiator Taliban Amir Khan Mottaki mendesak warga Panjshir untuk meyakinkan atau menolak mereka yang “masih bersikeras berperang (terhadap Taliban) dari wilayah kecil ini.”
“Ketika mereka (pasukan oposisi) tidak dapat berbuat apa-apa dengan dukungan AS dan NATO dalam 20 tahun terakhir, mereka tidak dapat berbuat apa-apa sekarang,” ujar Mottaki dikutip Anadolu Agency.
Sejak jatuhnya Kabul pada 15 Agustus, Panjshir telah menjadi satu-satunya provinsi yang bertahan melawan Taliban, meskipun ada juga pertempuran di provinsi tetangga Baghlan antara Taliban dan pasukan milisi lokal. Fahim Dashti, juru bicara Pasukan Perlawanan Nasional, sebuah kelompok yang setia kepada pemimpin lokal Ahmad Massoud, mengatakan pertempuran terjadi di pintu masuk barat ke lembah di mana Taliban menyerang posisi NRF.
Massoud, putra mantan komandan mujahidin anti-Soviet Ahmad Shah Massoud, telah menempatkan dirinya di lembah Panjshir dengan kekuatan beberapa ribu, terdiri dari milisi lokal dan sisa-sisa unit tentara dan pasukan khusus. Dia telah menyerukan penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Taliban tetapi mengatakan pasukannya akan melawan jika provinsi mereka di lembah sempit dan pegunungan itu diserang.
Pasukan signifikan pejuang Taliban telah dipindahkan ke daerah itu tetapi kedua belah pihak sejauh ini telah terlibat dalam negosiasi dan menghindari pertempuran. Pembicaraan diadakan di provinsi Parwan Afghanistan antara Taliban dan politisi dari gerakan perlawanan Panjshir untuk menyelesaikan kebuntuan.
Tembakan perayaan bergema di Kabul pada hari Selasa ketika pejuang Taliban menguasai bandara setelah penarikan pasukan AS terakhir, menandai berakhirnya perang 20 tahun yang membuat milisi Islam lebih kuat daripada tahun 2001.
Menurut berbagai akun media sosial pro-Taliban, para pejuang kelompok itu telah mengepung Panjshir dari empat arah dan merebut distrik Shotul selatan provinsi yang terletak 125 kilometer dari ibu kota Kabul.
Taliban telah mengumumkan pengampunan hukuman bagi semua warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan asing selama dua dekade terakhir, tetapi orang banyak yang takut akan pembalasan terus berbondong-bondong ke perbatasan dalam upaya untuk melarikan diri dari negara yang terkurung daratan itu.
Dalam rekaman pidato yang ditujukan kepada warga Afghanistan di Panjshir, pemimpin senior Taliban Amir Khan Motaqi meminta para pemberontak untuk meletakkan senjata mereka. “Imarah Islam Afghanistan adalah rumah bagi semua warga Afghanistan,” katanya.
Mantan Wakil Ketua Senat Mohammad Alam Izdiar, seorang politisi senior dari Panjshir, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis lalu bahwa delegasi 12-anggota dari “Front Perlawanan Panjshir,” yang dipimpin oleh Mohammad Almas Zahed, seorang komandan jihad, bertemu dengan delegasi Taliban di Charikar, Parwan.
Taliban telah memberikan”amnesti” untuk semua orang di Afghanistan dan meminta warga untuk kembali bekerja.*