Hidayatullah.com–Scotland Yard menganggap ritual protes berupa pelemparan sepatu ke arah gambar tokoh-tokoh politik tertentu, bukan kejahatan.
Kabar ini tentunya menjadi kabar baik bagi lebih dari 70 orang–kebanyakan Muslim–yang diadili atas dakwaan melakukan tindak kekerasan pada demonstrasi di depan Kedutaan Israel di London , yang memprotes serangan ke Gaza tahun lalu.
Aquib Salim, 21, seorang mahasiswa IT di Queen Marry Universitas London, yang terlibat aksi lempar sepatu saat itu, bisa jadi batal menghadapi sanksi penjara.
Pengacara Salim, Chris Holt, mengatakan, sepertinya mahasiswa itu akan mendapat hukuman percobaan, setelah dia menyatakan bersalah, atas satu dakwaan melempar tongkat ke arah garis polisi.
“Pengadilan bisa menerima bahwa insiden pelemparan sepatu yang terjadi sebelumnya, hanyalah sebuah ritual protes. Oleh karenanya bukan sebuah tindak pidana kekerasan,” kata Holt.
Hakin Dennis setuju, aksi lempar sepatu seharusnya tidak dimasukkan dalam tuntutan pidana kekerasan terhadap mahasiswa tersebut, karena itu hanya “sebuah simbol” aksi politik.
Aksi lempar sepatu menjadi marak setelah seorang wartawan Iraq melemparkan sepatunya ke arah George W. Bush saat berbicara dalam konferensi pers di Iraq Desember 2008.
Meskipun tidak mengenai Bush, tapi Muntadhar Al-Zaidi dihukum 3 tahun penjara, dan sepatunya langsung dihancurkan oleh militer AS. Sembilan bulan kemudian ia dibebaskan.
Seorang jurubicara kejaksaan mengakui akhir pekan lalu, bahwa polisi sudah menjelaskan sikap mereka atas aksi lempar sepatu kepada para demonstran di depan Downing Street, yang memprotes serangan atas Gaza. Polisi telah menjelaskan sikapnya itu tak lama setelah kejadian lempar sepatu atas Bush.
Puluhan sepatu dan sandal juga pernah dilemparkan ke Konsulat AS di Edinburg dalam aksi protes yang sama. Pada peristiwa tersebut tiga orang polisi menderita luka ringan.
Lindsey Jerman, penggagas koalisi Stop The War mengatakan, “Setelah peristiwa di Baghdad, kami mengatakan kepada polisi bahwa orang-orang ingin membawa sepatu untuk dilemparkan ke Downing Street.”
“Mereka bilang tidak apa-apa dan orang-orang diizinkan membawa sepasang sepatu tua. Setelah aksi itu, mereka (polisi) bergurau. Katanya mereka tidak menyangka jika kami akan melempar sepatu begitu keras,” cerita Jerman seperti dikutip TimesOnline (11/4).
Januari 2009, para pendukung antiperang mengiklankan sebuah demonstrasi di Downing Street, dengan memasang foto bergambar sepasang sepatu butut yang di bawahnya tertulis “Bawa sepatu butut Anda, dan lemparkan ke arah Gordo tak berguna.” Downing Street adalah nama jalan di London tempat banyak kantor penting berada. Perdana Menteri Inggris Gordon Brown berkantor di Downing Street No.10.
Mungkin perlu ditanyakan juga oleh para demonstran, apakah polisi mengizinkan mereka membawa kerbau dalam aksi protes, seperti demonstran di Indonesia. [di/to/hidayatullah.com]