Hidayatullah.com—Mantan Presiden Mesir yang terguling, Hosni Mubarak, membantah tuduhan korupsi dan keterlibatan dalam pembunuhan terhadap pengunjuk rasa, pada awal sidang bersejarah di Kairo.
Pada penampilan pertama di pengadilan hari Rabu (3/8), Mubarak berbicara dengan berbaring pada tandu rumah sakit di dalam kandang tempat terdakwa.
“Saya tegas menyangkal semua tuduhan,” kata Mubarak.
Proses persidangan tersebut, yang berlangsung di pengadilan sementara di Akademi Kepolisian di Kairo, diliput langsung di televisi negara.
Ahmed Refaat, hakim ketua, kemudian menunda sidang. Ia mengumumkan bahwa pihaknya akan melanjutkan kembali pada 15 Agustus.
Persidangan atas Mubarak merupakan salah satu tuntutan kunci bagi demonstran yang bersatu, saat Mubarak digulingkan sejak 11 Februari,.
Tuduhan terhadap Mubarak mencakup pembunuhan berencana, pembunuhan demonstran, kegagalan untuk menggunakan kekuasaannya menghentikan pelanggaran terhadap warga sipil, dan kolusi dengan individu lain dalam penyalahgunaan dana negara.
Dua putra Mubarak, Gamal dan Alaa, yang juga diadili karena korupsi, membantah tuduhan terhadap mereka. Mereka mendampingi ayahnya di dalam kandang logam untuk terdakwa, dengan mengenakan seragam putih penjara.
Mubarak diterbangkan ke Kairo dari Sharm el-Sheikh, resor Laut Merah tempat ia telah tinggal sejak disingkirkan dari kekuasaan.
Dalam ruang sidang, jaksa membacakan dakwaan terhadap Mubarak.
“Ya, aku di sini,” kata Mubarak dari tempat tidurnya, mengangkat tangannya sedikit ketika Hakim Refaat memintanya untuk mengidentifikasi dirinya dan mengajukan permintaan.
Mubarak tampak bersikap sangat waspada. Sebagaimana biasa rambutnya dicat hitam.
Pengacaranya Farid Mubarak el-Deeb, membuat jumlah permintaan ke pengadilan, terutama ia ingin memanggil lebih dari 1.600 saksi, termasuk Marsekal Mohamed Hussein Tantawi, yang lama menjabat Menteri Pertahanan pada pemerintahan Mubarak dan saat ini mengendalikan Mesir.
Di luar pengadilan pengendalian keamanan sangat ketat. Layar didirikan untuk memperlihatkan persidangan. Massa pro-dan anti-Mubarak saling berhadapan, dengan melemparkan beberapa batu.
Ratusan polisi mencoba untuk menenangkan mereka. Kantor berita negara mengatakan, 53 orang terluka dalam bentrokan tersebut.
Massa pro-Mubarak meneriakan kata-kata, “Oh Mubarak, pegang kepalamu tinggi-tinggi.” dan “Kami akan menghancurkan penjara dan membakarnya, jika Hosni Mubarak dijatuhi hukuman.”
Massa lawan mengucapkan teriakan, “Angkat suara Anda, kebebasan tidak akan mati.”*
Keterangan foto: Hosni Mubarak dan anaknya, Gamal dan Alaa.