Hidayatullah.com–Noam
Chomsky yang rencananya akan berbicara di Universitas Bir Zeit dekat kota
Yerusalem, Tepi Barat, Ahad (16/5) dilarang masuk oleh Israel dengan beragam
alasan.
Chomsky yang mencoba masuk ke wilayah Tepi Barat melalui Yordania, tiba
di Allenby Bridge
sekitar pukul 1:30 siang, lalu dibawa petugas untuk ditanyai. Namun
beberapa jam kemudian, tepatnya pada pukul 4:30, ia dikirim kembali ke Amman.
Sebagaimana dilaporkan oleh Haaretz,
menurut keterangan aktivis Right to Enter lewat telepon, petugas memberikan
stempel bertuliskan “denied entry” di paspor pakar linguistik itu.
Ketika Chomsky menanyakan alasan mengapa ia tidak diperbolehkan melintas,
petugas Israel mengatakan bahwa penjelasannya akan dikirim tertulis ke Kedutaan Amerika Serikat.
“Saya
berangkat dengan putri dan dua orang teman lama saya. Kami menempuh jalur
normal menuju perbatasan, di mana kami semua diinterogasi. Perhatian mereka
terutama kepada saya,” cerita Chomsky kepada stasiun televisi Israel
Channel 10 lewat telepon.
Ia dilarang masuk karena “pemerintah (Israel) tidak menyukai hal-hal yang
saya katakan dan mereka tidak suka karena saya hanya akan berbicara di Bir
Zeit, dan tidak berbicara juga di sebuah universitas Israel.”
“Saya tanya mereka, apakah mereka bisa menemukan pemerintah di dunia ini
yang suka dengan apa-apa yang saya katakan,” tandas Chomsky.
Jurubicara Kementerian Dalam Negeri Israel Sabine Haddad mengatakan, Chomsky
disuruh kembali karena beberapa alasan, tapi wanita itu enggan untuk
menjelaskannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Mustafa Barghuti, legislator Palestina yang mengundang Chomsky untuk berbicara
di Universitas Bir Zeit, mengatakan bahwa profesor asal Amerika yang kerap
mengkritik Israel dan Paman Sam itu ditahan di perbatasan selama lima jam.
“Tindakan ini menunjukkan sifat asli pemerintah Israel yang menentang
kebebasan berbicara, khususnya atas seorang figur internasional terkenal
seperti Chomsky,” kata Barghuti. [di/hrz/arb/hidayatullah.com]