Hidayatullah.com–Mantan Presiden AS, Bill Clinton membantu Presiden Barack Hussein Obama, di tengah merebaknya keprihatinan publik Amerika Serikat akan kemampuan Obama menangani pemulihan ekonomi. Clinton juga diduga akan mengambil peran untuk membantu pencarian dana dan kampanye Demokrat, yang tengah dilanda krisis kepercayaan, dalam menghadapi pemilu sela November mendatang.
Seperti dilaporkan telegraph.co.uk, Kamis (15/7), Clinton tampak hadir dalam sebuah pertemuan dengan para tokoh bisnis di Washington, Rabu. Salah satu yang hadir adalah orang terkaya dunia, Warren Buffet.
Merupakan hal yang tidak biasa di AS, seorang mantan presiden mengambil peran besar dalam urusan domestik. Pihak Gedung Putih sendiri menyatakan pertemuan Clinton-Obama fokus untuk membahas penghematan energi.
Jajak pendapat yang dilakukan Washington Post dan ABC News pekan ini menunjukkan enam dari 10 warga AS kehilangan kepercayaan bahwa Obama akan mengambil keputusan yang benar untuk negara mereka. Lambatnya pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, menjadi penyebab utama kekecewaan publik.
Meski demikian, Gedung Putih menyatakan Obama tidak dijadwalkan menghadiri perkawinan putri Clinton, Chelsea, akhir bulan ini. Pesta tersebut diperkirakan akan dihadiri para pemimpin dan mantan pemimpin, seperti mantan PM Inggris John Major. Maklum, Chelsea adalah putri mantan presiden yang saat ini tetap beraktivitas internasional, serta sang ibu, Hillary Clinton, saat ini menjabat Menlu AS.
Sebagaimana diketahui, hampir semua presiden Amerika punya kepentingan untuk dekat dengan Yahudi. Namun puncak kedekatan dan merupakan keberhasilan Yahudi “mengepung” Amerika ketika Negeri Paman Sam itu dipimpin Bill Clinton. Di mana mayoritas kabinetnya kala itu dipenuhi orang-orang Yahudi, termasuk dalam jabatan-jabatan strategis.
Di antaranya enam sekretaris asisten regional mereka adalah: Mark Grossman, duta besar Turki sebagai asisten sekretaris untuk hubungan Negara-negara Eropa. Princeton Lyman, asisten sekretaris untuk organisasi intemasional. Howard Wolpe, untuk Afrika, Stanley Roth untuk kawasan Asia, Jeff Davidow untuk Amerika Latin, Martin Indyk yang diperbantukan ke Dubes Israel untuk Timur Dekat.
Juga Dewan Penasehat Keamanan Timur Tengah Richard Haass, Madeleine Albright dan Ari Fleischer (Juru bicara Gedung Putih 2001-2003).
Menurut beberapa pengamat politik Amerika, hanya di saat Clinton-lah, untuk pertama kali dalam 208 tahun sejarah AS, Yahudi masuk ke jabatan-jabatan penting, meski jumlah mereka hanya 2% dari total populasi bangsa Amerika.
Kedekatan Obama dengan Clinton, mau tak mau akan makin mendekatkan Obama dengan Yahudi pula.[pro/hid/hidayatullah.com]