Hidayatullah.com –Orang-orang yang memiliki hubungan dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Stockholm telah melakukan kegiatan mata-mata di Swedia tanpa sepengetahuan pihak berwenang negara tuan rumah. Demikian keterangan yang disampaikan oleh pejabat pemerintah Swedia hari Sabtu lalu.
Kegiatan mata-mata tersebut telah dilakukan sejak tahun 2000, namun pemerintah Swedia masih belum mengetahui sejauh mana prakteknya telah menyebar, kata Menteri Kehakiman Beatrice Ask.
Ask juga mengatakan belum jelas apakah ada hukum Swedia yang dilanggar dalam masalah tersebut. Namun dia berharap pihak AS mau bekerjasama dengan Swedia guna menyelidikinya.
Wanita itu tidak menyebutkan secara jelas siapa yang menjadi target operasi dari “orang yang ditugasi oleh kedutaan AS untuk melakukan aksi pengintaian tersebut.”
Menurutnya, aksi mata-mata itu “kelihatan mirip” dengan aksi yang terungkap di Norwegia awal pekan lalu. Di mana si mata-mata mengambil gambar foto dan mengumpulkan informasi mengenai orang-orang tertentu untuk tujuan pengintaian dan keamanan. Informasi yang didapat kemudian dikirim ke Amerika Serikat.
Ask menyatakan bahwa negaranya terbuka bagi negara lain yang merasa perlu untuk mengurangi resiko serangan terhadap negara mereka, namun ia meminta agar tindakan yang dilakukan sesuai dengan hukum dan atas izin negara Swedia.
Kementerian Luar Negeri Swedia memanggil Dubes AS untuk Swedia Matthew Barzun pada hari Sabtu (6/11), terkait kegiatan mata-mata tersebut. Demikian jurubicara Kemenlu Swedia Teo Zetterman mengatakan.
Sebagaimana dilansir AP, staf Kedubes AS di Stockholm tidak bisa dimintai komentar mengenai masalah itu.
Awal pekan lalu, media-media Norwegia melaporkkan bahwa Amerika Serikat secara sistematis memantau warga Norwegia yang dianggap berpotensi membahayakan keamanan negara Paman Sam selama sepuluh tahun belakangan.
Sama seperti Swedia, pemerintah Norwegia mengatakan bahwa mereka tidak diberitahu tentang aksi mata-mata yang dilakukan oleh agen-agen Amerika Serikat di negaranya.[di/an/ hidayatullah.com]