Hidayatullah.com–Raja Mohammad VI dari Maroko mengumumkan jika ia akan meluncurkan “reformasi konstitusional secara menyeluruh,” akibat dari revolusi yang terjadi baru-baru ini di negara-negara Afrika.
“Dengan mengumumkan reformasi konstitusional hari ini, kami memulai fase utama dalam proses konsolidasi dari bentuk demokrasi dan pengembangan kami,” tulis Associated Press mengutip pernyataan Raja dalam pidato di televisi hari Rabu.
Istana mengatakan komisi akan dibentuk untuk bekerja dalam memperbaiki konstitusi. Proposal akan diumumkan di bulan Juni dan draft konstitusi akan dimasukkan dalam referendum, tambahnya.
Ini merupakan pidato raja yang pertama sejak adanya unjuk rasa di beberapa kota di negaranya. Pengunjuk rasa meminta perubahan politik utama, keadilan sosial dan pembatasan kekuasaan raja.
Ribuan rakyat Maroko mengadakan unjuk rasa damai di Negara tersebut pada tanggal 20 Februari, meminta raja untuk menekankan komitmennya di masa akan datang untuk “mencapai realisasi reformasi struktural”.
Sedikitnya 6 orang terbunuh dalam kerusuhan yang terjadi bersamaan dengan demontrasi. Pidato pada hari Rabu muncul setelah dua penguasa Tunisia dan Mesir dilengserkan.
Sementara rezim yang berkuasa di Yaman, Bahrain, Jordan, Saudi Arabia dan yang terutama di Libya masih harus menghadapi unjuk rasa anti pemerintahan.
Meskipun aksi demonstrasi besar, mengikuti gelombang aksi Timur Tengah, tetapi raja Maroko menolak untuk mundur.
Para pendemo sebelum ini menginginkan agar kekuatan raja diserahkan ke pemerintahan yang baru tepilih.
“Kami memutuskan untuk melakukan reformasi konstitusional secara menyeluruh,” kata Raja Mohammed dalam pidato yang disiarkan langsung melalui televisi.
Abderrahmane Azzouzi, yang pemimpin Democratic Federation of Labor di Maroko, mengatakan, “Maroko tidak dapat mengabaikan semua yang terjadi di sekelilingnya.” *